Mohon tunggu...
Kemal PerkasaAlam
Kemal PerkasaAlam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

saya masih menjadi seorang mahasiswa yang ingin belajar dan berproses

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Akhlak: Membentuk Karakter dalam Berorganisasi, Berbangsa, dan Bernegara

3 Januari 2024   04:05 Diperbarui: 3 Januari 2024   11:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan zaman yang serba canggih ini menyebabkan adanya  perubahan antara pola pikir masyarakat dan juga gaya hidup yang secara signifikan dalam berbagai aspek. Dari perubahan ini terdapat dua sisi, di sisi pertama membawa kita  kemudahan yang dimana semua hal dapat kita lakukan dengan mudah. Tetapi di sisi lain membawa kita kepada rasa kegelisahan karena terjadinya perubahan terhadap nilai-nilai akhlak pada dalam diri manusia yang dimana itu sebagai dampak dari faktor eksternal karena manusia telah membuka dirinya terhadap dunia luar yang membuat banyak nilai-nilai dari luar yang masuk dan kemudian diserap oleh manusia.

Akhlak menjadi sangat penting bagi setiap kehidupan manusia baik secara pribadi maupun masyarakat. Karena, dengan adanya akhlak seseorang dapat menyempurnakan kepribadiannya. Apabila seseorang tidak memiliki akhlak atau memiliki akhlak yang buruk maka orang tersebut akan kehilangan jati dirinya dan bisa juga akan terjerumus ke dalam tindakan tidak terpuji. Maka dari itu betapa pentingnya akhlak bagi kehidupan seseorang. Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang bagaimana akhlak kita dalam berorganisasi, berbangsa dan juga bernegara. Tetapi sebelum saya membahas tentang itu saya akan membahas terlebih dahulu tentang apa itu akhlak.

Pengertian

Secara bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu "khuluq" atau "khuluqun" yang memiliki  arti sebagai berikut:

  • Perangai: 

Perangai merupakan sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran maupun perbuatan; watak; tidak ada seorang pun yang mampu mengubah perangainya.

  • Tabiat: 

Tabiat merupakan perbuatan atau perangai yang selalu dilakukan. Makna tabiat ini cukup dekat dengan kata kebiasaan karena kata tabiat ini berfokus pada perilaku seseorang yang sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Tabiat juga merupakan perilaku manusia yang secara alami sudah ada di dalam diri manusia.

  • budi pekerti: 

Budi pekerti adalah kesadaran atas perbuatan atau perilaku seseorang. Dari segi etimologi kata, Kata budi pekerti ini terdiri atas 2 kata yakni budi dan pekerti. Kata budi memiliki arti sebagai sadar, nalar, pikiran. Sedangkan kata pekerti memiliki arti sebagai perilaku, perangai, watak, tabiat, dan perbuatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa budi pekerti ini merupakan sesuatu yang berkaitan sangat erat mengenai karakter manusia baik dalam sifat maupun perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran.

Jadi, Akhlak merupakan suatu keadaan yang mengacu kepada sikap, perilaku, perangai, dan juga tabiat seseorang. Akhlak diartikan juga sebagai tingkah laku manusia yang dilakukan secara sengaja, diawali dengan cara hanya ingin coba-coba yang kemudian menjadi kebiasaan.

Jenis-Jenis Akhlak

Dari pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa akhlak merupakan tingkah laku manusia yang biasa dilakukan sehari-hari. Akhlak terbagi menjadi 2 jenis yakni akhlaqul mahmudah dan akhlaqul mazmumah.

  • Akhlaqul Mahmudah: 

Akhlaqul Mahmudah merupakan akhlak terpuji yang dimana jenis akhlak ini seharusnya dimiliki oleh setiap manusia. Akhlak terpuji merupakan tingkah laku yang baik yang dilakukan oleh manusia. Akhlak terpuji ini juga merupakan Tindakan atau perilaku yang sangat disukai oleh Allah. Adapun beberapa contoh dari akhlak terpuji, misalnya jujur, rendah hati, berbuat baik kepada siapapun, dan masih banyak lagi.

  • Akhlaqul Mazmumah

Akhlaqul mazmumah merupakan akhlak buruk yang dimana semua manusia harus menghindari dari sifat akhlak ini. Karena akhlak ini memiliki sifat tercela yang dimana bisa merusak kehidupan kita baik dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan juga sifat ini sangat tidak disukai oleh Allah.

Dari kedua sifat ini dapat kita ketahui bahwa akhlaqul mahmudah lebih baik daripada akhlaqul mahmuzah. Maka dari itu kita harus bisa memiliki sifat akhlaqul mahmudah dengan cara melakukan hal-hal yang baik. Kita bisa mengimplementasikan akhlaqul mahmudah ini kedalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan pribadi, berorganisasi, maupun kehidupan dalam bernegara.

Akhlak dalam Berorganisasi

Secara bahasa, Organisasi merupakan kelompok yang berisikan dua orang atau lebih yang dimana mereka saling bekerjasama satu sama lain untuk mewujudkan tujuan yang sama. Organisasi ini memang merupakan perkumpulan dari orang-orang yang memiliki tujuan atau target yang sama, hanya saja dari organisasi ini kita tidak terlepas dari fakta bahwa organisasi ini terdiri dari individu yang memiliki sifat yang berbeda-beda dan juga beraneka ragam latar belakangnya. Maka dari itu kita sebagai anggota organisasi sudah seharusnya kita memiliki akhlak dalam berorganisasi agar dapat terjalinnya hubungan yang erat antar sesame anggota, baik hubungan secara lahir maupun secara batin. Dari penjelasan diatas terdapat beberapa contoh akhlak dalam berorganisasi, di antaranya sebagai berikut:

  • Pertama adalah sikap tidak merasa paling benar. Sikap merasa paling benar ini Sudah menjadi kebiasaan dan juga kebudayaan kolektif bagi individu dalam berorganisasi. Dalam perilaku sehari-hari, sikap egois atau merasa dirinya paling benar itu ditunjukkan dengan adanya sikap yang selalu merendahkan orang lain, selalu ingin tampil demi mendapatkan pujian, selalu ingin mendominasi pembicaraan. Maka dari itu jadikan orang yang berada di organisasi ini sebagai partner berdiskusi kita, jangan sekali-kali kita merasa paling benar dibandingkan orang lain.
  • Kedua, terbuka terhadap pendapat orang lain. Sikap tidak terbuka terhadap pendapat orang lain menjadi masalah dalam berorganisasi karena di setiap blok atau kubu itu pasti memiliki pendapat yang berbeda dan apabila di salah satu kubu tidak ada yang mau mendengarkan pendapat orang lain maka hal ini dapat menyebabkan terjadinya penghambatan dalam membangun tujuan berorganisasi.
  • Ketiga, mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Hal ini menjadi penting karena tidak sedikit orang yang menjadikan organisasi ini sebagi batu loncatan baginya untuk menggapai suatu keuntungan pribadinya.
  • Keempat, sikap one man show. Biasanya sikap ini ditunjukkan dengan pelibatan seseorang dari perencanaan dari awal hingga akhir yang dilakukan seorang diri, biasanya hal ini sering dilakukan oleh pemimpin kelompok yang dimana dia ingin terlihat menonjol oleh orang lain. Padahal, dalam organisasi itu bukan tentang satu orang saja. Maka dari itu kita harus bisa memberikan kesempatan yang sama terhadap orang lain sesuai dengan porsi dan juga kemampuannya.

Akhlak dalam berbangsa dan bernegara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun