Mohon tunggu...
Muhammad Akmal Bayu Insani
Muhammad Akmal Bayu Insani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Masalah Tumpukan Sampah di Kawasan Depok

5 Januari 2025   20:54 Diperbarui: 5 Januari 2025   21:19 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tumpukan Sampah (Sumber : Penulis)

Depok adalah sebuah kota di Jawa Barat, Indonesia, terletak tepat di sebelah selatan ibu kota, Jakarta. Kota ini dikenal sebagai bagian dari wilayah metropolitan Jakarta, yang berarti wilayah pinggiran kota yang penting dan sering kali mengalami keluh kesah kehidupan kota besar. Depok memiliki perpaduan institusi perumahan, komersial, dan pendidikan, termasuk beberapa universitas. Penulis sendiri merupakan warga Depok, dan adapun isu-isu yang pernah terjadi di daerah tersebut telah penulis alami dan rasakan semasa penulis hidup di daerah tersebut.

Di daerah Depok, isu mengenai sampah bukanlah hal yang asing bagi penulis, melihat sampah bertumpuk di tengah jalan ataupun melihat sampah yang bergeletakkan di lingkungan sekitar sudah pernah penulis alami. Beberapa waktu lalu tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2024, penulis membaca berita mengenai sampah yang bertumpuk di sekitar jalanan di daerah depok, menurut berita tersebut terlihat sampah menumpuk di pinggir jalan, tumpukan sampah itu tampak tingginya mencapai hampir 2 meter, dan tampak pengendara harus melintas di jalur cepat. Sebab, sampah itu hampir memakan setengah lajur jalan.

 

Ketika penulis membaca berita tersebut penulis tidak terlalu terkejut karena penulis sudah pernah melihat langsung tumpukan sampah yang serupa di daerah tersebut, dan tumpukan sampah tersebut sangat berdampak bagi lingkungan sekitar seperti bau yang tidak sedap, lalu menganggu aktivitas masyarakat disekitar dan bisa membahayakan seseorang ketika berkendara. Sayangnya beberapa penanggung jawab kebersihan lingkungan di daerah tersebut tidak selalu cepat tanggap dalam menangani hal tersebut, sehingga masalah tersebut terkadang memakan waktu dalam penyelesaiannya.

Adapun solusi yang bisa penulis berikan antara lain :

  • Solusi pertama yaitu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, cara memilah sampah, dan dampak negatif dari penumpukan sampah. Untuk memberikan edukasi tersebut pastinya membutuhkan waktu karena jumlah penduduk di suatu daerah tentunya tidak sedikit dan agar membuat masyarakat benar-benar paham tentang urgensi pengelolaan sampah tentunya tidak bisa instan, maka dari itu waktu dan kesabaran sangat amat diperlukan.
  • Solusi kedua yaitu memperbanyak fasilitas daur ulang agar mempermudah masyarakat untuk dapat memanfaatkan sampah yang akan dibuang menjadi objek yang lebih bermanfaat, seperti contohnya untuk sampah organik yaitu dengan fasilitas pembuat kompos yang dapat digunakan untuk membuat pupuk alami dari sampah organik.
  • Solusi ketiga yaitu memperbaiki efisiensi jadwal pengambilan sampah agar tidak terjadi penumpukkan dan mengelola tempat pembuangan akhir agar sampah yang bergeletak seperti yang ada pada berita yang penulis cantumkan dapat dipindahkan ke tempat yang seharusnya dan hal lain yang dapat membantu mengatasi isu ini yaitu meningkatkan efisiensi kerja instansi lingkungan yang bertanggung jawab di daerah.

Penulis sadar bahwa untuk merealisasikan solusi yang penulis berikan tentunya tidak akan mudah, maka dari itu penulis berharap dari artikel yang penulis buat ini dapat membangun kesadaran masyarakat khususnya di daerah Depok, untuk menjaga kebersihan sampah yang ada di daerah Depok, dan penulis harap instansi lingkungan yang ada di daerah Depok bisa memperbaiki isu tersebut.

Sumber Berita yang dibaca Penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun