Mohon tunggu...
kelvin ramadhan
kelvin ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Sleepy man

Kaum burjois jogja | Bertekad minimal sekali sebulan menulis di sini | Low-battery human| Email : Kelvinramadhan1712@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia dan Vietnam : Ironi Perjalanan Waktu Sejak Final Piala AFF U-19 2013

31 Januari 2019   10:03 Diperbarui: 31 Januari 2019   17:58 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teringat betul dalam benak saya tentang bagaimana gegap gempitanya para penonton saat menyaksikan pertandingan final piala AFF U-19 antara Indonesia VS Vietnam di Gelora Delta Sidoarjo. Kebetulan saya juga merupakan salah satu dari puluhan ribu penonton yang menyaksikan langsung pertandingan tersebut. 

Sesaat setelah Ilham Udin armaiyn berhasil menjebloskan bola dari titik penalti, gelombang manusia tak berhentinya bergemuruh hingga pemain terakhir keluar dari lapangan setelah mengangkat piala juara. Dan saya pun berkelakar dalam diri saya bahwa inilah generasi yang akan membawa garuda terbang tinggi hingga ke Piala Dunia

Harapan besar pun dibebankan kepada Evan Dimas cs kala itu. Namun, nahas nasib harapan bangsa itu kini. Di tengah-tengah keringnya trofi kejuraaan sepak bola, dugaan kasus pengaturan skor yang melanda persepakbolaan Indonesia saat ini menambah luka yang diderita Timnas Indonesia. 

Generasi emas U-19 piala AFF 2013 akhirnya ikut terjerumus kedalam busuknya kepengurusan persepakbolaan tanah air. Nama-nama tenar lima tahun silam pun bak hilang ditelan bumi. 

Yang tersisa gaungnya mungkin hanya berberapa dari 23 pemain tersebut. Bahkan berberapa waktu lalu sempat ada dua pemain dari generasi emas tersebut bermasalah dengan PSSI hanya karena ingin merumput di luar negeri.

Sangat kontras jika dibandingkan dengan Vietnam saat ini yang notabenenya hanyalah "Runner-up" piala AFF U-19. Evaluasi besar-besaran dilakukan oleh generasi "Runner-up" Vietnam U-19  semenjak kekalahan pahit dari Indonesia itu. 

Proses pembinaan pemain pasca berakhirnya kejuaraan dinilai sebagai modal penting Vietnam bisa seperti saat ini, regenerasi pemain diatur sedekimian rupa serta kepengurusan persepakbolaan yang bebas dari antek-antek mafia juga mendorong terciptanya iklim persepakbolaan yang baik. Itu terbukti dengan adanya kerja sama dengan Arsenal dan membangun akademi bernama HAGL-Arsenal JMG. 

Bahkan salah satu bintang timnas Vietnam U-19 kala itu Nguyen Cong Phuong diterbangkan oleh federasi sepakbola Vietnam untuk berlatih dan menimba ilmu bersama para pemain Arsenal U-17 dan dipantau langsung oleh arsitek Arsenal waktu itu Arsene Wenger.

Ledakan Timnas Vietnam

Awal tahun baru 2018 silam, Timnas Vietnam U-23 membuat heboh dunia bola se-Asia melalui keberhasilannya menembus final Piala AFC U-23 2018. 

Padahal lawan-lawan yang mereka hadapi hingga sampai ke final bukanlah lawan yang "sepadan" buat mereka secara historis pertemuan. Lihat saja timnas Australia, Irak, Qatar mereka pulangkan ke negara masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun