Mohon tunggu...
KelvinKani Lasut
KelvinKani Lasut Mohon Tunggu... -

ingin berbagi wawasan bagi yg membutuhkan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Suka yang Berbau Asing Termasuk Ideologi

28 Maret 2015   16:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir akhir ini banyak yang mengeluhkan soal mengapa nilai kurs Rupiah rendah.

Lalu menyalahkan pemerintah. Dengan menginginkan pemerintah mampu mendukung nilai kurs Rupiah terhadap Dollar AS dan mata uang asing lainnya. Dan itu sebenarnya keliru. Yang benar adalah, saat ini Bank Indonesia (BI) tidak dapat diintervensi oleh pemerintah dalam hal nilai tukar / kurs. Kalau mau nilai tukar Rupiah menguat, harus banyak-banyak meningkatkan pemasukan hasil ekspor. Lebih baik lagi kalau hasil ekspor produk yang telah jadi yg telah diolah di dalam negeri sampai jadi dan siap bersaing di dunia Internasional.

Namun benarkah demikian? Bahwa nilai kurs Rupiah hanya dapat dibebankan pada pundak-pundak pemerintah saja?

Ada benarnya bahwa kebijakan pemerintah paling penting dalam mempengaruhi nilai kurs Rupiah. Misalnya, kalau pemerintah memudahkan rakyat untuk berproduksi yang produknya untuk diekspor atau yang memberi nilai tambah besar. Maka dapat memperkuat Rupiah. Tapi sekali lagi, itu hanya 1 dari sekian banyak langkah yg perlu, apabila yang dimaksud memperkuat Rupiah di kurs Dunia.

Pemerintah memang harus melakukan hal-hal yang baik untuk memperkuat Rupiah, dan hal-hal itu sudah 40 tahun tidak dilakukan di negeri ini. Selama 40 tahun rakyat Indonesia terbuai dengan segala yang berbau asing, menganggap bahwa produk dari luar negeri pasti membanggakan dirinya.

Apakah Rupiah akan kuat, bila orang Indonesia lebih banyak membeli barang konsumsi import daripada membeli hasil produksi tradisional anak negeri sendiri?

Apakah Rupiah akan kuat, bila orang Indonesia lebih suka membeli barang baru, barang konsumtif dengan cara kredit dan bukannya merawat dan mempertahankan barang lama yang masih baik dan membiasakan diri menabung untuk kegiatan produktif?

Apakah Rupiah akan kuat, bila orang Indonesia lebih suka berhutang uang di bank ?

Apakah Rupiah akan kuat, bila orang Indonesia bersikukuh terus pakai mentalitas orang jajahan?

(mentalitas orang jajahan= 1.menghormati orang kaya, tidak peduli dari mana datangnya kekayaan, yg penting kalau dia kaya dia dihormati. 2.menghormati pejabat, walaupun pejabat korup. 3.menganggap apa apa yang berasal dari luar negeri itu pasti yang terbaik. apapun, termasuk ideologi. 4.menghina orang yang tak punya. 5. menghina orang yang kurang beruntung dalam mencari penghasilan sehingga terpaksa bekerja apapun asal halal. 6. menganggap hina apapun yg berasal dari hasil produk tradisional warisan nenek moyang, menganggap orangtua kuno, lebih menghargai gadget dibandingkan orangtua.)

Nah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun