Mohon tunggu...
Kelvin Alfayed Lugiano
Kelvin Alfayed Lugiano Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswa Hubungan Internasional

Free thinker and independent individual. Currently working for empowering society

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ambisi Cina dan Proyek Terbesar Sepanjang Sejarah yang Mengancam Amerika

7 Juni 2018   13:02 Diperbarui: 7 Juni 2018   15:19 1458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Cina meluncurkan program One Belt One Road (OBOR) atau Jalur Sutra pada tahun 2013 proyek yang bertujuan menghubungkan serta mengintegrasikan benua Asia dan Eropa secara infrastruktur maupun ekonomi yang melibatkan lebih dari 60 negara bergabung. Terdapat jalan tol, pelabuhan, jaringan fiber optik.

Bisa dikatakan, Jalur Sutra Cina merupakan Mega Proyek terbesar dalam sejarah umat manusia dilihat dari besarnya dana yang dikucurkan dan negara yang berpartisipasi .

Bahkan 10 kali lebih besar daripada Marshall Plan dalam program yang diluncurkan oleh Amerika pasca Perang Dunia 2 di Pemerintahan Harry Truman untuk membangun Eropa yang hancur akibat Perang Dunia 2.

Terlihat Cina tidak lagi memakai strategi non-intervensi yang bersifat tradisional yang cenderung pasif dalam melakukan politik luar negeri. Tapi, sejak pemerintahan Xi Jinping  Tiongkok tampak sangat percaya diri terlihat aktif ke luar baik secara ekonomi dan politik untuk memperbesar pengaruhnya.

Dunia bertanya tanya di mana posisi Amerika sekarang, sementara Cina dengan cepat menyebarkan pengaruhnya di berbagai belahan.

Ketidakhadiran Amerika dalam membantu pembangunan infrastruktur negara berkembang dan penolakan Amerika untuk bergabung di proyek One Belt One Road, membuat Cina merasa leluasa dalam memperlebar pengaruhnya di kawasan Eropa dan Asia.

Bersamaan dengan meningkatnya kepentingan Amerika Serikat di Asia atas keputusan kebijakan luar negeri pada masa Barrack Obama "US Pivot to Asia". Artinya, Asia bisa dipandang sebagai salah satu kawasan penting yang saat ini sedang berkembang pesat dengan indikator pertumbuhan GDP yang cukup signifikan.

Cukup mustahil memang jika Amerika ingin melakukan hal yang sama pada Uni Soviet di era Perang Dingin untuk membendung kekuatan Cina.

Saya menilai hubungan Presiden Amerika Donald Trump dengan Cina tidak terlalu buruk. Karena, Cina adalah partner perdagangan strategis Amerika. Amerika sangat bergantung pada Cina atas barang barang mentah untuk diolah menjadi produk industri.

Selanjutnya karena ketergantungan Washington pada dukungan Beijing dalam upaya untuk menindak Korea Utara. 

Pada akhirnya, tidak dapat dipungkiri bahwa One Belt One Road dapat menciptakan ketegangan, gesekan dan kecemburuan dari Amerika Serikat. Amerika memang belum membahas pada tingkat Kongres secara spesifik mengenai sikap apa yang harus menjadi kebijakan luar negeri Amerika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun