Mahasiswa kkn kolaboratif kelompok 235 Desa Wirolegi Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember melakukan pendataan di lingkungan Kaliwining.
Jember- Seperti yang kita bahas pada artikel sebelumnya bahwa DTKS atau Data Terpadu Kesejahteraan Sosial adalah basis data para calon penerima bansos dari Kemensos, termasuk BPNT dan PKH.
Kami membantu Masyarakat sebagai penerima BPNT dan PKH dengan registrasi DTKS melalui aplikasi DTKS Jember yang diluncurkan oleh pemkab Jember. Dikarenakan banyak data masyarakat penerima bansos  yang tidak valid sehingga Mahasiswa di tugaskan untuk memverivikasi dan validasi data DTKS masyarakat Wirolegi.
"Banyak warga yang seharusnya mendapatkan bantuan akan tetapi tidak tercantum dalam daftar DTKS, dan sebaliknya yang seharusnya tidak mendapatkan justru mendapatkan bantuan" ucap Pak Endro selaku Pak Lurah Wirolegi.
Dari banyaknya data yang tidak sesuai , mahasiswa KKN diharuskan mendatangi setiap rumah yang NIK nya tercantum dalam aplikasi, untuk mensurvei kebeneran data tersebut. Dengan mengisi beberapa pertanyaan yang ada didalam aplikasi tersebut seperti Pendapatan dan pengeluaran harian, gaya hidup, Kondisi pemenuhan kebutuhan sandang dan kebutuhan dasar lainnya dan disertai dengan foto rumah responden.
Penggunaan aplikasi DTKS ini sudah bisa di akses oleh mahasiswa KKN Kolaboratif, sehingga kelompok KKN 235 langsung mengkonfirmasi kan kepada Bapak Lurah, RT,RW dan perangkat desa lainnya untuk memberitahukan kepada warga di lingkungan masing-masing.
Pada minggu pertama, kami dari kelompok KKN 235 mendapatkan data sebanyak 185 KK warga di 2 RW yang terdaftar di dalam aplikasi DTKS pada lingkungan Kaliwining.Â
Berdasarkan hasil survei yang kami lakukan, rata rata warga di lingkungan Kaliwining ini banyak yang belum pernah mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, baik dari Pemerintah Pusat maupun dari Pemerintah Kabupaten Jember sebelumnya, dan untuk pendapatan warga Lingkungan Kaliwining tidak menentu karena sebagian pekerjaan nya juga tidak menentu sehingga pengeluaran rata-rata warga di Lingkungan Kaliwining kurang dari 70% sehingga untuk membeli satu stel pakaian warga hanya membeli 1 kali dalam setahun dan untuk membeli daging tidak menentu bahkan hanya 1 kali dalam setahun atau bahkan tidak mampu membeli.Â
Lingkungan Kaliwining memiliki rumah pribadi dengan lantai semen, dinding dari tembok dan atap dari genteng kualitas rendah. Rata rata warga di desa Kaliwining ini memasak menggunakan gas atau kayu dan minum dengan air sumur yang dimasak sendiri, juga warga Kaliwining ini jarang mempunyai MCK sendiri sehingga untuk mandi dan sebagainya masyarakat Kaliwining menggunakan sungai untuk pengganti MCK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H