Sebelumnya aku ngga terpikir apa saja sebenernya yang sudah aku persiapkan untuk ditinggalkan kepada keluarga. Sampai pagi ini, twitmoms (ini sebutanku untuk ibu-ibu yang aktif di twitter) berduka cita atas wafatnya seorang ibu saat sedang melahirkan bayinya. Innalillahi wa innailaihi roji’un… Dari twitmoms juga aku baca timeline almarhum yang kebetulan hingga hari terakhir masih online di twitter.
Allahu akbar.. merinding setengah mati baca timeline-nya.. sedih setengah mati juga.. sampe ngga tahan pengen nangis, padahal gak kenal orangnya. Alm bedrest total karena Placenta Previa, kandungannya pun di minggu ke-30. Aku jadi ingat alasan kenapa aku memulai blogging. Ya, aku memulai blogging untuk mengisi hari-hari bedrest sewaktu pendarahan karena Placenta Previa di kehamilan minggu ke-30. Akhirnya keterusan nge-blog sampai sekarang Zahra anakku berusia 9,5 bulan. Dulu waktu aku pendarahan, BB Zahra didalam perut cuma 1,3 kg. Sangat kurang apabila ‘dikeluarkan’ dari kandungan. Tapi kalau memang pendarahan terus, tidak ada pilihan lain selain dikeluarkan. Duh, stress, sedih luar biasa dan kalut, tapi Alhamdulillah akhirnya malah aku bisa melahirkan di minggu ke-39 dan secara normal pula (vaginal birth), BB-nya 2,85kg. Alhamdulillah Ya Allah, terima kasih atas segala ridho dan rizki-Mu kepada keluarga kami. Sekarang Zahra beratnya udah 9,5 kg
Nah, setelah aku baca timeline almarhum, aku jadi sadar betapa tulisan-tulisan alm di twitter ataupun di media lainnya pastinya akan jadi ‘warisan’ yang tak ternilai untuk ketiga anaknya (kabar terakhir bayinya selamat, bayi tersebut adalah anak ke-3 alm. Subhanallah..). Suatu hari nanti dengan membaca tulisan terakhir ibunya semoga anaknya jadi mengetahui betapa hebat ibu mereka, ibu yang berjuang dan menyayangi mereka hingga akhir hayat hidupnya (tuh kan nulis ini aja aku udah berkaca-kaca, huhuhuhu.. I’m totaly a drama queen!).
Hey, we can do the same thing here! Menulis blog, twitter, facebook, atau yang konvensional misal menulis diary akan jadi warisan yang sangat berharga untuk anak kita kelak. Ya entah kita hidup sampai kapan.. tapi kalaupun kita diberi umur panjang, kenang-kenangan ini pasti berharga untuk diingat kembali. Jadi mari kita tinggalkan warisan sebanyak-banyaknya, jadi apabila kita udah gak bisa mendampingi anak kita kelak, setidaknya dia tau betapa kita menyayangi mereka, dan bagaimana cara kita menyayangi mereka. Ini hal yang penting menurutku.
Nah, selain itu aku mempersiapkan hal-hal berikut sebagai warisan untuk anakku.
Pertama, blog pastinya.. oh well, dan twitter, dan multiply, dan facebook, dan friendster.. phiuh.. aku terlalu eksis di dunia maya sampe serem sendiri. Haha..
Kedua, Asuransi Term Life. Ya, aku dan suami udah ikutan asuransi untuk Zahra. Tapi menurutku yang paling menguntungkan adalah asuransi term life yang baru aja polis-nya diantar oleh Bapak agen. Beliau bilang : “tumben loh bu, biasanya yang mikir asuransi tu bapak-bapak”. Hehe.. iya abisnya aku juga kerja toh.. gak ada salahnya. Uang Pertanggungannya mudah-mudahan cukup untuk biaya Zahra sampe kuliah. Karena kita belum punya asset, jadi asuransi term life ini yang paling tepat buat kita. Aku sendiri ngga tau kenapa katanya kesadaran orang indonesia masih rendah soal asuransi term life. Dianggap rugi karena uang-nya hangus. Lah, namanya juga asuransi, ya kita beli jasa kan? Kalo mau untung ya investasi aja dong! Coba aja deh pada itung berapa Uang yang dibutuhkan seorang anak untuk sampe kuliah, kalo tiba-tiba bapak ibu-nya meninggal. Nah cari deh asuransi jiwa yang Uang Pertanggungannya segitu, dan Premi-nya paling rendah (asuransi jiwa ya, bukan asuransi pendidikan. itu mah bisa panjang lagi ceritanya).
Ketiga, warisan kesehatan. Begitu tau kalo ASI bagus untuk daya tahan tubuh dan IQ bayi mama terus usaha untuk supply ASI sampe sekarang. Mudah-mudahan bisa terus ampe 2 tahun. Dan katanya juga makanan bayi yang terbaik adalah fresh homemade food, jadi Insya Allah akan terus diusahakan semampunya.
Apalagi ya, kayanya cuma itu aja. Tapi mudah-mudahan cukup untuk bekal ‘duniawi’ Zahra. Semoga sejalan hidupnya dia bisa mengumpulkan bekalnya sendiri untuk persiapan di akhirat. Amin.
Oiya kemaren aku menunjukkan timeline alm ibu yang meninggal waktu ngelahirin bayinya itu sama suami. Komentarnya :
“Jangan disedihin, malah Alhamdulillah, mati syahid, diberi kesempatan jauh lebih besar untuk masuk surga”