Mohon tunggu...
Kelompok Empat
Kelompok Empat Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi

Kelompok mahasiswa semester 4 yang menimba ilmu pada kampus bela negara yaitu UPN "Veteran" Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Jejak Perjuangan: Eksplorasi Mendalam di Museum Kebangkitan Nasional

7 April 2024   13:25 Diperbarui: 7 April 2024   13:33 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Kebangkitan Nasional (Foto: museumku.wordpress.com)

Sulit sepertinya seseorang mengetahui bahwa gedung bak benteng tertutup yang berdiri di sebuah gang kecil dengan jalan satu arah tersebut ternyata merupakan sebuah museum yang telah menjadi cagar budaya nasional. Museum Kebangkitan Nasional merupakan sebuah gedung yang dulunya dibangun untuk sekolah kedokteran dengan nama School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA). Gedung tersebut merupakan sebuah bangunan kolonial belanda yang didirikan untuk melahirkan dokter pribumi yang dapat mengatasi wabah penyakit mematikan pada saat itu. 

Gedung STOVIA dibangun atas inisiatif Dr. HF Roll dan dalam pembangunannya dibantu oleh tiga pengusaha Belanda yaitu PW Jansen, J Nienhuys dan HC. Van den Honer. Melalui berbagai lika-liku yang cukup memakan tenaga, pada akhirnya gedung terus diresmikan pada tahun 1902 yang bertempat pada Gang Manjangan kawasan Weltevreden (saat ini dikenal dengan jalan Salemba Raya No. 4, Jakarta Pusat, Indonesia). Sekolah kedokteran itu membuka kesempatan selebar samudra kepada pribumi yang ingin menempuh pendidikan kedokteran pada sekolah STOVIA dengan melewati berbagai persyaratan yang cukup pelik. Seseorang yang telah diterima maka tidak akan diragukan lagi perihal kecerdasan yang tiada batas nya itu. 

Waktu terus berjalan seperti sebuah es yang mencair. Seiring dengan perkembangan zaman, gedung STOVIA dianggap tidak representatif lagi untuk dijadikan tempat pendidikan dokter. Maka dari itu, dibuatlah sebuah gedung baru pada daerah Salemba. Perpindahan pembelajaran kedokteran dilakukan dari Gedung STOVIA ke daerah Salemba pada Juli 1920 secara berangsur-angsur. Pada tahun 1926 gedung STOVIA tidak lagi digunakan menjadi tempat belajar kedokteran. Tetapi sejarah terus terukir di dalam gedung tersebut. Gedung tersebut memang sudah digunakan sebagai sekolah kedokteran, melainkan gedung tersebut dimanfaatkan untuk sekolah MULO, AMS, Sekolah Apoteker dan tempat tahanan tentara KNIL serta rumah-rumah penduduk. 

Plang Museum Kebangkitan Nasional pada Area Taman. Sumber : Dokumentasi Pribadi
Plang Museum Kebangkitan Nasional pada Area Taman. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dengan berbagai keindahan sejarah yang telah kita ketahui perihal awal terbentuknya gedung STOVIA ternyata masih terdapat hal yang lebih mengejutkan lainnya. Museum yang terdapat di sebuah gang tersebut hanya memberikan tarif kepada pengunjungnya hanya sebesar dua ribu rupiah/pengunjung. Dengan tarif yang begitu ekonomis, pelayanan yang diberikan oleh penjaga ataupun karyawan museum sangatlah bagus. Awal memasuki museum tersebut, pengunjung akan diarahkan kepada ruang audio visual yang didalamnya bak bioskop yang apik, sejuk dan harum. Setelah menonton berita sejarah dari gedung Museum Kebangkitan Nasional, pengunjung akan ditemani oleh edukator untuk dijelaskan perihal beberapa sejarah. 

"Gedung ini baru menjadi sebuah museum pada 7 Februari 1984. Saat itu pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan sebuah museum di dalam gedung kebangkitan nasional dengan nama Museum Kebangkitan Nasional," Ujar Titis selaku edukator di Museum Kebangkitan Nasional. 

Museum yang anda kenal sebagai tempat bersejarah tersebut memiliki perawatan khusus demi menjaga keasliannya. Koleksi peninggalan sejarah disimpan secara apik demi menjaga peninggalan kebudayaan Bangda Indonesia. Gedung yang telah berdiri lebih dari 100 tahun tersebut telah diresmikan menjadi cagar budaya nasional pada tahun 2013. Museum Kebangkitan Nasional telah diambil alih pengelolaannya oleh KEMENDIKBUD. Walaupun demikian, gedung yang telah tua umurnya masih terjaga kebersihan serta keasliannya. 

"Dalam pelestarian gedung ini ada beberapa tantangan sih, salah satunya itu perihal kondisi bangunan. Karena bangunan ini sudah dibangun 100 tahun lebih jadi pasti ada tembok, kusen- kusen dan kayu-kayu yang sudah lapuk. Dan pembenahan serta renovasi beberapa bangunan harus melewati beberapa prosedur karena ini kan juga merupakan peninggalan sejarah. Dan kita punya konsevatornya sendiri. Dan ketika ada beberapa bagian dari gedung yang rusak selain konservator kita pun perlu mendatangi seorang ahli cagar budaya. Tapi gimanapun caranya kita akan mementingkan kenyamanan pengunjung seperti penggunaan AC tanpa merusak bangunan ini" Ucap Titis. 

   Ruang Asrama STOVIA. Sumber : Dokumentasi Pribadi 
   Ruang Asrama STOVIA. Sumber : Dokumentasi Pribadi 

Berbagai cara pemerintah serta pengurus museum lakukan untuk terus menjaga cagar budaya tersebut terutama perihal keasliannya. Titis menceritakan bahwa bentuk bangunan dari Museum Kebangkitan Nasional ini serupa persegi panjang yang tidak sempurna dengan dihiasi oleh rindangnya pepohonan dan taman yang memanjakan mata. Selain itu, di dalam museum tersebut terdapat replikasi ruang kelas terbuka, laboratorium, asrama, kantin serta aula STOVIA. Pengunjung pun dapat melihat beberapa koleksi peninggalan seperti alat kesehatan, obat-obatan, senjata, pakaian dan masih banyak lagi. Disana kalian pun bisa membaca secara gamblang perihal sejarah dari kebangkitan organisasi Boedi Oetomo serta Tri Koro Dharmo. Koleksi yang menakjubkan tersebut dipamerkan pada beberapa ruangan seperti ruangan awal pergerakan, ruangan kesadaran nasional dan ruang memorial Boedi Oetomo. 

Replika Bangunan Gedung STOVIA Tahun 1908.  Sumber: Dokumentasi Pribadi 
Replika Bangunan Gedung STOVIA Tahun 1908.  Sumber: Dokumentasi Pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun