Aromaterapi merupakan treatment kesehatan dengan cara menghirup minyak esensial atau Essensial oil. Komponen aroma minyak esensial cepat berinteraksi saat dihirup, dan senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem saraf pusat dan langsung merangsang pada system olfactory (sistem pembau), akan menstimulasi saraf-saraf pada otak di bawah kesetimbangan korteks serebral.
Pemanfaatan minyak esensial dapat diuapkan melalui pemanasan seperti dibuat sediaan lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi menjadi alternatif yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan dari minyak esensial daun kemangi dan bunga kenanga yang tergolong kedalam aroma yang dapat memberikan efek terapi yang merelaksasi.
Sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di Cendekia Journal of Pharmacy menunjukkan potensi lilin aromaterapi berbahan dasar minyak esensial kemangi (Ocimum basilicum) dan kenanga (Cananga odorata) dalam memberikan efek relaksasi pada mencit putih jantan. Penelitian yang dilakukan oleh Intan Kusnul Chotimah dan rekan-rekannya ini bertujuan mengevaluasi kombinasi minyak esensial kemangi dan kenanga, baik dari segi sifat fisik lilin maupun efektivitasnya dalam menurunkan stres.
Metode destilasi uap air digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial dari daun kemangi dan bunga kenanga. Kombinasi tersebut diformulasikan dalam tiga formula berbeda dengan perbandingan minyak esensial kemangi dan kenanga masing-masing 1:2 (F1), 1,5:1,5 (F2), dan 2:1 (F3). Sebagai kontrol, digunakan formula lilin tanpa minyak esensial.
Pembuatan lilin aromaterapi dibuat dengan melelehkan stearin dan paraffin terlebih dahulu. Lalu dimasukkan ke dalam cawan porselin sambil diaduk. Massa lilin ditunggu hingga suhu 55C dan ditambahkan dengan minyak esensial sesuai dengan konsentrasi pada formula diaduk hingga homogen. Campuran yang sudah homogen kemudian dituangkan ke dalam gelas cetakan lilin yang sebelumnya telah dipasang dengan sumbu pada bagian tengahnya dibiarkan hingga mengeras. Terakhir diamkan lilin pada suhu ruang hingga mengeras, lilin aromaterapi siap untuk digunakan.
Beberapa uji dilakukan untuk megevaluasi kualitas dan efektivitasnya sebagai relaksasi. Uji organoleptis berfungsi untuk menilai kesesuaian lilin dengan standar kualitas fisik, termasuk homogenitas warna dan aroma khas minyak esensial. Uji organoleptis ini menunjukkan pada Lilin formula F2 dan F3 memiliki warna putih kekuningan yang merata serta aroma khas minyak esensial lebih dominan.
Uji titik leleh menggunakan pipa kapiler untuk mencatat suhu saat lilin mulai mencair, bertujuan memastikan lilin memenuhi standar nasional (50C--58C), di mana formula F2 menunjukkan rata-rata titik leleh 53,3C, sesuai standar. Uji waktu bakar dilakukan dengan membakar lilin hingga habis sambil mencatat durasi menggunakan stopwatch untuk mengevaluasi efisiensi penggunaan, dan formula F2 memiliki waktu bakar 466 menit, berada dalam rentang standar (378--614 menit).
Uji hedonik melibatkan 20 responden untuk menilai preferensi terhadap aroma dan keadaan fisik lilin, menunjukkan formula F2 paling disukai, terutama aroma saat dibakar, dengan tingkat kesukaan mencapai 80%. Uji efek relaksasi dilakukan menggunakan metode Tail Suspension Test (TST), di mana mencit digantung menggunakan perekat pada ekornya untuk memicu stres sebelum dipaparkan aroma lilin. Hasilnya, formula F2 menunjukkan waktu immobility paling rendah (191 detik), mengindikasikan efek relaksasi terbaik.
Berdasarkan hasil evaluasi, Formula F2 dipilih sebagai yang terbaik karena menghasilkan keseimbangan optimal antara sifat fisik lilin dan efektivitas relaksasi. Dominasi aroma yang harmonis dari minyak kemangi dan kenanga memberikan efek menenangkan yang signifikan pada mencit. Hasil ini sejalan dengan penelitian Siahaan (2013) yang menyatakan kombinasi minyak esensial kenanga dan sereh memberikan efek terapi relaksasi melalui stimulasi saraf pusat. Kandungan linalool dalam kenanga dan sitral dalam kemangi berperan dalam mengurangi stres, sebagaimana didukung oleh penelitian Putri et al. (2020).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lilin aromaterapi berbahan kombinasi minyak esensial kemangi dan kenanga, terutama pada formula F2, memiliki potensi besar sebagai media terapi relaksasi alami dan membuka peluang untuk aplikasi lebih luas serta pengujian lebih lanjut pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA