Mohon tunggu...
KKN MASKUNING WETAN
KKN MASKUNING WETAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

KKN

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyuluhan Pintu ke Pintu Solusi Efektif Menurunkan Angka Stunting di Desa Maskuning Wetan

29 Agustus 2022   22:00 Diperbarui: 29 Agustus 2022   22:00 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu

            Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah berjalan 26 hari tepatnya tanggal 15 Agustus 2022, Kelompok 341 KKN UMD UNEJ yang ditempatkan di Desa Maskuning Wetan Kabupaten Bondowoso melanjutkan kegiatan program kerja yang telah disusun dan harus segera diselesaikan salah satunya yaitu Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu. Sebelumnya, Kelompok 341 telah melakukan Penyuluhan PHBS seperti Cara Mencuci Tangan yang Benar dan Kesehatan Gigi dan Mulut kepada para murid di SDN 1 Maskuning Wetan, SDN 2 Maskuning Wetan, SDN 3 Maskuning Wetan dan tidak lupa juga kita melakukan penyuluhan ke ibu-ibu posyandu yang ada di berbagai dusun Desa Maskuning Wetan.

            Selanjutnya, penyuluhan stunting pintu ke pintu ini merupakan program lanjutan dari Kelompok 341 KKN UMD UNEJ yang dilaksanakan selama seminggu penuh di Desa Maskuning Wetan. Penyuluhan dari pintu ke pintu terkait stunting ini dilakukan karena melihat realita atau secara langsung di Desa Maskuning Wetan sudah sering kali mengadakan acara penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Stunting di balai desa yang dilakukan oleh Kader Kesehatan dan Polindes tetapi kurang mendapatkan respon yang positif dari masyarakat sekitar sehingga mau sebanyak apapun penyuluhan dilakukan apabila tidak ada sinergi dan dukungan dari masyarakat maka penyuluhan tersebut tidak akan sampai sepenuhnya serta tidak dapat menyelesaikan permasalahan masyarakat terkait stunting pada anak. Maka dari itu dengan dilakukannya penyuluhan stunting pintu ke pintu ini dapat menjadi solusi yang efektif dalam menurunkan angka stunting yang tinggi di Desa Maskuning Wetan.

            Penyuluhan stunting pintu ke pintu ini dilakukan dengan data yang diperoleh dari Polindes bahwa anak yang terkena stunting di Desa Maskuning Wetan tepatnya di bulan Agustus 2022 terdapat 16 anak. Dengan berbekal data dari Polindes, Kelompok 341 melakukan pemfokusan penyuluhan stunting kepada anak yang kurang gizi dimana dari data yang telah diperoleh ada 7 anak dari 16 anak yang terkena stunting. Dengan dilakukannya pemfokusan tersebut akan mempermudah dalam melakukan penyuluhan stunting dari pintu ke pintu. Selama seminggu melakukan penyuluhan stunting ditemukan berbagai faktor yang beragam dari anak yang terkena stunting karena kurang gizi. Beragam faktor tersebut seperti adanya pernikahan dini, sanitasi yang buruk, pola asuh yang salah, dan kurangnya pola hidup bersih dan sehat. Berbagai faktor diatas menjadi kunci dari kurang gizi pada anak sehingga terkena stunting. Dengan dilakukannya penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan lagi kesadaran masyarakat terutama orang tua yang anaknya terkena stunting untuk lebih peduli terhadap kebutuhan gizi pada anaknya sehingga anak dapat tumbuh berkembang dengan optimal sesuai dengan umurnya. Selain melakukan penyuluhan stunting, Kelompok 341 juga memberikan bibit kelor kepada orang tua dari anak yang terkena stunting. Dengan diberikannya bibit kelor diharapkan dapat memberikan manfaat bagi orang tua dan anak tersebut. Jika melihat kondisi di Desa Maskuning Wetan sendiri banyak masyarakat yang memiliki perkarangan kosong yang tidak terpakai maka dengan adanya bibit kelor ini dapat menjadi manfaat untuk menurunkan angka stunting, karena daun kelor mempunyai banyak kandungan nutrisi seperti zat besi, vitamin a, vitamin c yang menjadi kebutuhan gizi pada anak. Selain itu, daun kelor juga dapat menjadi obat cacing alami bagi anak yang susah makan serta penangkal kuman dalam tubuh anak sehingga daun kelor mampu menstabilkan berat badan.

Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu
Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu

            Dari keempat faktor kurang gizi pada anak yang terkena stunting tersebut dapat dilihat faktor pertama yang besar pengaruhnya yaitu adanya pernikahan dini. Adanya pernikahan dini merupakan faktor terbesar dari kurangnya gizi pada balita dikarenakan umur orang tua yang masih muda membuat risiko stunting pada anak menjadi meningkat. Selain itu juga dengan orang tua yang umurnya masih muda belum memiliki kestabilan emosi dan finansial serta cukup ilmu dalam membesarkan anaknya. Selanjutnya, faktor kedua yang berpengaruh yaitu pola asuh yang salah yang masih ada kaitannya dengan pernikahan dini tersebut dikarenakan pola asuh yang salah banyak terjadi pada ibu muda yang belum paham mengenai asupan gizi yang anak butuhkan di usianya sehingga anak yang seharusnya diberikan Asi Ekslusif justru tidak diberikan pada usia 0-6 bulan setelah kelahiran. Kemudian yang terakhir yaitu kurangnya pola hidup bersih dan sehat serta sanitasi buruk yang terjadi di lingkungan Desa Maskuning Wetan dikarenakan masih banyak masyarakat yang melakukan Mandi, Cuci, dan Kaskus (MCK) di sungai yang dimana sampah dari kegiatan rumah tangga masyarakat sehari-hari di buang ke pinggiran sungai bahkan di sungainya langsung sehingga sanitasi lingkungan menjadi buruk. Dengan demikian diharapkan pemerintah desa dan masyarakat di Desa Maskuning Wetan harus saling berkomunikasi dan bekerjasama serta lebih peduli dalam menyelesaikan permasalahan sanitasi yang buruk dan merubah secara perlahan pola hidup masyarakat supaya lebih bersih dan sehat sehingga terciptanya lingkungan yang nyaman dan aman bagi masyarakat itu sendiri.

Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu
Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu

Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu
Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu
Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu
Penyuluhan Stunting Pintu ke Pintu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun