Desa Selopanggung, 04 Januari 2025 - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik Pengabdian Masyarakat (KKN-T PM) 2025 Desa Selopanggung menggelar sosialisasi edukasi tentang stunting bagi remaja Karang Taruna. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya gizi seimbang dalam mencegah stunting sejak dini.
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Balai Desa Selopanggung ini dihadiri oleh anggota Karang Taruna, perangkat desa, serta para mahasiswa KKN-T PM. Dalam kesempatan tersebut, para mahasiswa memberikan pemahaman mengenai stunting, penyebabnya, dampaknya bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, serta langkah-langkah pencegahannya. Materi inti disampaikan oleh Ibu apt. Desi Kusumawati,S.Farm,M.Farm-Klin., dosen Universitas PGRI Madiun, yang memberikan ilmu baru tentang pencegahan stunting sebagai upaya meningkatkan kualitas generasi bangsa.
Ketua Pelaksana kegiatan Sosialisasi Edukasi Cegah Stunting Bagi Remaja Karang Taruna, Mayvia Auriel, dalam sambutannya menyampaikan bahwa peran remaja sangat penting dalam mendukung terbentuknya keluarga sadar gizi. "Sebagai generasi muda, remaja harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang gizi agar dapat menerapkannya dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Dengan memahami pentingnya asupan gizi yang baik, kita bisa mencegah stunting sedini mungkin, Harapan di gelarnya kegiatan ini adalah agar remaja di Desa Selopanggung dapat memahami tentang pencegahan stunting dan dapat menjadi anggota Gemasting " ujar Mayvia.
Sosialisasi mengenai stunting ini termasuk hal baru bagi karang taruna di Desa Selopanggung. Disini mereka mendapat pengalaman dan pengetahuan baru yang dapat di implementasikan nantinya di lingkungan mereka. Kegiatan ini di mulai pada pukul 08.00 WIB dan selesai pukul 11.30 WIB. Kegiatan ini berjalan lancar dan sesuai dengan roundwon kegiatan yang telah dibuat. Pemateri memberikan materi mengenai definisi, penyebab, cara pencegahan dan penanggulangan stunting. Pemberiaan materi stunting bagi remaja sangatlah penting, karena remaja adalah generasi penerus yang nantinya akan membangun keluarga, sehingga pengetahuan ini dapat membantu mereka mempersiapkan diri menjadi orang tua yang lebih sadar gizi.
Salah satu peserta, Prima Aulia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan teman-teman. "Menurut saya kegiatan seperti ini membawa manfaat yang positif bagi saya dan teman-teman karena memberikan pengetahuan baru mengenai stunting.Dengan pengetahuan ini, saya jadi lebih peduli terhadap asupan gizi sehari-hari," kata Prima.
Hal ini juga dibuktikan dengan pemberian pre-test dan post-test dalam kegiatan sosialisasi ini. Pada awal kegiatan diberikan pre-test mengenai materi stunting, ternyata masih banyak remaja yang belum mengetahui dan memahami tentang stunting. Dari data yang telah direkap seluruh peserta sudah mengetahui tentang stunting namun pemahaman mengenai penyebab dan cara pencegahaannya masih rendah dengan rata-rata nilai sebesar 40% . Dilihat dari presentase pre-test masih banyak remaja yang belum mengetahui bagaiamana pencegahan stunting, oleh karena itu perlu adanya kegiatan sosialisasi edukasi stunting bagi remaja.
Setelah pemaparan materi, diisi dengan sesi diskusi interaktif dan simulasi penyusunan menu sehat yang bergizi seimbang. Para peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan seputar pola makan sehat dan peran keluarga dalam mencegah stunting. Salah satunya yaitu Desiana Nurayu, yang bertanya "Apakah kita sebagai remaja yang nantinya akan berkeluarga dan mempunyai anak bisa berpotensi anak kita terkena stunting?" tanya Desiana. Pertanyaan itu langsung dijawab oleh pemateri, "Bisa jadi, jika sedari remaja kalian tidak menerapkan pola hidup maka nantinya akan berdampak pada anak kalian, bagaimana cara pencegahannya? dengan rajin berolahraga, makan makanan sehat kurangi junk food, seblak, minuman bersoda dan setiap haid jangan lupa minum tablet penambah darah. Lebih baik mencegah sedari awal mumpung masih muda." Jawab Ibu Desi.
Setelah pemberian materi dan sesi diskusi, peserta diberikan post-test. Dari data diperoleh kenaikan rata-rata nilai mencapai 82% yang artinya kegiatan ini memberikan dampak positif. Kegiatan ini meningkatkan kesadaran remaja terhadap pentingnya gizi dan pola hidup sehat sejak dini. Remaja akan lebih memahami dampak buruk kekurangan gizi seimbang, seperti pertumbuhan fisik yang terhambat dan penurunan kemampuan kognitif. Remaja karang taruna juga termotivasi untuk menjaga pola makan yang bergizi, meningkatkan kebiasaan olahraga, serta memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Dalam jangka panjang, perilaku ini tidak hanya bermanfaat untuk diri mereka sendiri tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para remaja Karang Taruna dapat menjadi agen perubahan dalam menciptakan keluarga yang sadar gizi dan turut serta dalam upaya pencegahan stunting di Desa Selopanggung. Mahasiswa KKN-T PM 2025 berkomitmen untuk terus bersinergi dengan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan generasi mendatang dalam pencegahan stunting dan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih sehat dan produktif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI