Pulau Penawar Rindu? Kemana lagi kalau bukan ke Pulau Belakang Padang, pulau kecil dengan keindahan alam yang begitu indah dihiasi dengan kearifan lokal yang masih sangat kental. Laut yang begitu biru, masih terlihat kelompok ikan teri yang berenang kesana kemari, anak anak yang berenang dan bermain ria di samping jembatan kedatangan. Becak masih berlalu lalang, dan motor menjadi kendaraan utama masyarakat Belakang Padang, tidak ada fasilitas yang lengkap dan jalan yang cukup besar adalah penyebab terbesar tidak ada kendaraan yang lebih besar dari becak seperti mobil, dan lain lain.
Bagi kalian yang belum tahu, dimana sih Pulau Belakang Padang itu? Jadi Belakang Padang adalah sebuah kecamatan di Kota Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. Sebelum Batam, Belakang Padang digunakan sebagai pusat kecamatan untuk pulau-pulau kecil di sekitar Batam tetapi karena luasnya yang terbatas, Pulau Belakang Padang tidak berkembang sehingga pusat kecamatan di pindahkan ke Pulau Batam.
Didalam sejarah, banyak suku yang berdatangan dan menetap yang berasal dari seluruh Indonesia. Lambat laun mereka mulai meninggalkan pulau ini dan kembali ke daerah asal mereka. Namun karena mereka telah meminum air di Belakang Padang, mereka merasakan kerinduan untuk kembali ke Pulau Belakang Padang sehingga terciptalah sebuah julukan "pulau penawar rindu".
Untuk mencapai pulau Belakang Padang, kita bisa melalui Batam yang merupakan pusat kecamatan dari pulau Belakang Padang yaitu pelabuhan Sekupang yang berada tepat disamping Pelabuhan Ferry Internasional Sekupang. Tidak ada jadwal yang pasti untuk menuju pulau Belakang Padang, dikarenakan kapal yang digunakan itu adalah kapal pompong yang kecil, dan jumlah pompon yang ada di sekitar pelabuhan sangatlah banyak, sehingga setiap kali kapal penuh maka mereka akan langsung berangkat. Biaya untuk menuju pulau Belakang Padang pun sangat terjangkau, yakni hanya memakan biaya sebesar enam belas ribu rupiah.
Ketika sampai di pulau Belakang Padang, kami merasa sangat semangat karena air laut di sekitar pulau Belakang Padang benar benar biru dan bening banget. Namun ada satu kekurangan yang aku rasakan yaitu ketika memasuki jembatan kedatangan dari pelabuhan untuk masuk kedalam itu sangat lah kotor dan tercemar dengan sampah-sampah yang berasal dari pasar pagi yang berada di depan pelabuhan. Jika, hal ini bisa diperbaiki dan ditanggulangi dengan bagus oleh pemerintah Belakang Padang maka ini akan sangat berpotensi untuk menaikkan kunjungan ke Belakang Padang.
Penduduk Belakang Padang sangat beragam dan sebagaian besar merupakan pendatang dari luar Indonesia. Pulau kecil ini terbagi menjadi beberapa daerah yang dipenuhi oleh beberapa suku seperti suku Jawa yang umumnya di daerah kampung Jawa, daerah Kampung Tengah yang terdapat banyak suku Melayu dan Padang, daerah kampung Tanjung yang banyak ditinggali suku Melayu dan Pasar yang banyak di huni oleh orang Tionghoa.
Kelebihan dari pulau Belakang Padang ini yang menarik perhatian wisatawan, sehingga mau datang berkali kali ke Belakang Padang adalah sarapan pagi, wisata alam dan kearifan lokalnya. Untuk sarapan, mereka mempunyai satu minuman khas yang hanya bisa dirasakan di Belakang Padang, yaitu Teh Tarik dan Kopi Kocok. Dimana, orang-orang yang sering berkunjung kesini selalu mengincar kedua minuman tersebut.
Kemudian, satu satunya destinasi yang tidak boleh dilupakan adalah Pantai Pasir Putih yang sangat indah. Disini, kita bisa berenang di air yang jernih, namun tahu lah ya kalau sebersih apapun laut itu, tetap akan ada sampah namun dalam jumlah sedikit. Tapi, kejernihan air laut di Pasir Putih ini sudah cukup jernih dan bersih. Disini, kita juga bisa minum air kelapa yang fresh di petik dari pohon, duduk duduk santai di fasilitas-fasilitas yang tersedia di sekitar pesisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H