"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan dan kekikiran, aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan tekanan orang-orang" (H.R. Abu Dawud dari Abu Sa'id al Khudri)
    Rasulullah saw mengajarkan doa tersebut kepada sahabat Anshor bernama Abu Umamah. Menurut Riwayat, Abu Umamah disarankan untuk membaca doa tersebut pada pagi dan sore hari. Diceritakan bahwa kemudian Allah swt menghilangkan kebingungan dan ia mampu melunasi hutangnya.
    Dalam dunia organisasi dan kepemimpinan, seringkali kita mendapati pemimpin besar dan menginspirasi, organisasinya pun bertransformasi menjadi hebat dan luar biasa. Namun, seperti dikatakan oleh Robin Sharma dalam The Monk Who Sold His Ferrari, sukses di luar tidak ada artinya tanpa kesuksesan di dalam diri. Harga kebesaran adalah  adalah tanggungjawab atas setiap pikiranmu, demikian Winston Churchil berpesan. Sehingga Robin Sharma menegaskan untuk menyediakan waktu untuk berpikir, temukan alasanmu di sini dan kemudian beranikan diri untuk bertindak.
    Alur kesuksesan dimulai dari dalam ini sangat tergambar jelas dalam doa yang diajarkan Rasul kepada Abu Umamah di atas. Kebingungan dan kesedihan termasuk dalam ranah mental yang melibatkan perasaan (emosi) dan pikiran (kognisi), yang mempengaruhi keadaan psikologis seseorang. Imbas dari merasa bingung dan sedih adalah munculnya perasaan lemah dan malas, kemalasan maupun kelemahan terkait dengan aspek motivasi dan ketahanan mental, yang merupakan bagian dari ranah psikologis yang mempengaruhi tindakan, perasaan, dan kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan dalam hidup.
    Efek orang yang motivasi dan ketahanan mentalnya rendah adalah ketakutan dan kikir. Takut maupun kikir termasuk dalam ranah mental yang berhubungan dengan emosi (takut) dan perilaku sosial/etika (kikir), yang memengaruhi bagaimana seseorang merasa dan bertindak dalam konteks pribadi serta interaksi sosial. Seorang yang takut dan kikir, ia akan sulit untuk menyumbangkan kontribusi terbaik dalam profesional pekerjaan, karir dan kehidupannya.Â
    Dampak lanjutan sikap ini adalah ia tidak akan produktif. Hal ini sangat mungkin menyebabkan seorang berkekurangan dalam ekonomi sehingga ia harus berhutang untuk memenuhi keperluan hidupnya. Jika hal ini diteruskan,  hutang akan menyebabkan perasaan tertekan jika bertemu dengan yang menghutanginya. Gabungan dari dari terlilit hutang dan di bawah tekanan orang lain akan menyebabkan gangguan kesehatan mental, kehilangan focus dan motivasi, perasaan kelelahan dan keputusasaan, emosi dan gangguan kualitas hidup.
Alternatif Poin Tindakan: Masukkan hanya hal-hal yang positif ke dalam pikiran anda, karena kualitas hidup anda akan sangat bergantung kepada apa yang anda pikirkan. Lihatlah pengalaman kegagalan, saran dan kritik sebagai kesempatan untuk belajar dan pengembangan diri dan spiritual. Buka pikiran dan kembangkan growth mindset untuk mendapatkan pelajaran baru yang bermakna serta berkomitmenlah untuk kehidupan yang lebih seimbang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI