Mohon tunggu...
Kelik Wardiyono
Kelik Wardiyono Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SMAIT Ibnu Abbas Klaten

Seorang yang menyukai bersepeda, membaca buku dan travelling untuk menambah wawasan dan kearifan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menggerakkan Perubahan

26 Juni 2024   16:01 Diperbarui: 26 Juni 2024   17:25 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku." Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah kamu tidak memikirkan(nya)?" (Q.S. Al-An'am/6:50)

Perubahan selalu digerakkan oleh sekelompok kecil bermental pemenang. Rhenald Kasali dalam Re-Code Your Change DNA menyebutnya sebagai The Critical Mass yang berarti kita memulai perubahan dengan melakukan "treatment" pada beberapa orang secara terbatas dengan mencari siapa saja di antara mereka yang mampu membawa perubahan itu pada orang yang lebih banyak. Bagaimana cara menggerakkan mereka?

Dalam menggerakkan perubahan, Rhenald Kasali menyarankan langkah berikut: Fokus pada proses berfikir bukan pada "problem on the table" ; Ajak berpikir sebelum melakukan; Musuh terbesar kita adalah cara berpikir kita yang diwarnai ketakutan dan keraguan; berikan umpan balik positif.

 Apa yang terjadi dan dilakukan oleh para guru dan kepala sekolah untuk saat ini adalah sesuatu hal yang penting, namun yang sesungguhnya jauh lebih penting adalah mengaktifkan "otak organisasi"itu sendiri, yang tak lain adalah kumpulan cara berpikir setiap orang di sekolah tersebut. 

Organisasi yang malas berpikir akan menjadi semakin malas. Jika organisasi yang malas itu dipaksa untuk  mendayagunakan sebagian besar kerja "otak organisasinya" justru akan mengalami kelumpuhan. Akhirnya, organisasi akan cenderung kurang inovatif, boros, tidak kreatif, lemah koordinasinya dan lamban geraknya.  

Alternatif Poin Tindakan: Mengajak berpikir orang yang terlibat dalam perubahan akan membuka cakrawala dan perspektif mereka akan perubahan yang dibutuhkan. 

Hal ini akan menggerakkan mereka. Banyak orang yang terlibat di sekolah "malas" berpikir, mengerjakan pekerjaan rutin dan berulang, mengandalkan orang lain bahkan pihak ketiga untuk berpikir langkah stratejik dan bekerja dengan tuntas.  Kegiatan berpikir inilah yang akan menentukan lembaga pendidikan yang mereka tempati menjadi hidup atau tidak, responsive atau pasif, adaptif atau lumpuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun