Mohon tunggu...
Kelik Wardiyono
Kelik Wardiyono Mohon Tunggu... Guru - Pendidik di SMAIT Ibnu Abbas Klaten

Seorang yang menyukai bersepeda, membaca buku dan travelling untuk menambah wawasan dan kearifan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Denyut Perubahan

20 Mei 2024   15:12 Diperbarui: 20 Mei 2024   15:36 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka (Q.S. Ar Ra'du/13:11)

       Apa yang berbeda dalam pembelajaran dan lembaga pendidikan pada hari-hari ini?.

       Kurikulum merdeka yang bertansformasi menjadi kurikulum nasional merupakan isu menarik dalam  perubahan pola pembelajaran sekaligus menawarkan perubahan ke arah lebih baik bagi insan pendidikan di masa mendatang. Pembelajaran yang berpusat pada siswa, pelibatan siswa sebagai agen perubahan dan transformasi pembelajaran adalah diantara denyut-denyut yang kini berdetak di tubuh lembaga pendidikan.

       Kasus kecelakaan rombongan perpisahan SMK beberapa waktu lalu menghadirkan denyut lainnya. Berbagai kalangan menyarankan pelarangan studi tour dan pelepasan siswa di luar kompleks lembaga pendidikan. Namun,  kegiatan perpisahan yang kental dengan corat-coret seragam, joget-joget dan goyang koplo,  menurut saya juga sangat jauh dari ruh idealisme pendidikan dan cita-cita karakter mulia yang ditanamkan selama proses pembelajaran 

        Bagaimana pengelola lembaga pendidikan mengelola perubahan ini?

        Perubahan seringkali denyutnya hanya dirasakan secara samar-samar. Bagi pengelola lembaga sekolah yang tanggap sasmita, perubahan mindset dalam mengelola sekolah dan perubahan struktur sekolah menjadi salah dua solusi alternatif untuk beradaptasi. Kita berbicara tentang struktur. Struktur baru ini, diharapkan dapat menyederhanakan birokrasi, kompleksitas dan formalitas dan membuat organisasi akan lebih responsif, gesit dan lincah. Agility /kelincahan adalah hal yang penting dan paling dibutuhkan oleh organisasi dalam era disrupsi ini.

        Kepemimpinan baru berarti harapan baru. Denyut perubahan akan lebih terasa dan cepat terjadi jika dilakukan dari atas, dengan model manajemen top-down.  Keutamaan adalah milik para perintis dan pendahulu, namun pengganti terbaik adalah orang yang mengikuti generasi pendahulu dengan langkah yang inovatif dan kreatif.

        Saya teringat dengan Jack Welch, CEO General Electric  yang telah berhasil membawa perusahaan raksasa itu menjadi perusahaan paling kompetitif di dunia. Ia berhasil memangkas birokrasi. Baginya birokrasi adalah musuh, pemborosan, pembuat keputusan yang lamban, izin yang tidak perlu dan semua hal lain yang akan membunuh semangat kompetitif perusahaan.  Jack Welch benar. Birokrasi menurut saya adalah kebutuhan organisasi tetapi harus mempunyai filosofi birokrasi yang melayani.  Saya  pernah merasa menjadi korban birokrasi yang ruwet, mbulet, dan kaku, akhirnya saya meninggalkan lembaga itu. Memang, seringkali birokrasi yang tidak melayani membuat orang enggan untuk berurusan dengannya. 

Selamat Hari Kebangkitan Nasional. 

Ayo Bangkit, demi Indonesia yang lebih baik!!

Alternatif Poin Tindakan: Bangun birokrasi dengan filosofi untuk melayani. Sederhanakan pekerjaan dan singkirkan hal dan pekerjaan yang tidak diperlukan, bekerjasamalah dengan rekan sejawat untuk merampingkan proses pengambilan keputusan dan mulailah membiasakan hal-hal yang informal dalam lingkungan lembaga pendidikan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun