Mohon tunggu...
KELAS PUBLIK
KELAS PUBLIK Mohon Tunggu... Dosen - Yayasan Kelas Publik Widyakarya

Saya suka menulis berita, isu menarik terkini di Daerah Istimewa Yogyakarta, saya juga berfokus pada bidang keilmuan psikologi dan kebijakan publik.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar

Integrated Area Development: Pengembangan Perhutanan Sosial

24 September 2024   08:19 Diperbarui: 24 September 2024   15:05 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Integrated Area Development (IAD) merupakan suatu koneksi antar stakeholder, salah satunya dalam pengelolaan hutan. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pengelolaan di hutan dan meningkatkan partisipasi masyarakat di sekitar hutan. Pada tanggal 23 September 2024, Balai PSKL Jogja-Jawa bersama dengan Fakultas Kehutanan UGM telah menandatangani kerjasama dalam program IAD.

Danang K Sakti, Kepala Balai PSKL Wilayah Jawa berpendapat bahwa melalui IAD merupakan konsep kolaborasi bersama dengan para stakeholder untuk pengelolaan hutan lestari, yakni melalui perhutanan sosial.

"Keterlibatan masyarakat menjadi penting untuk menjaga kelangsungan konsep IAD ini, untuk itu kami dari Fakultas Kehutanan UGM sangat mendukung" terang Widiyatmo, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama  Fakultas Kehutanan UGM

Widiyatno menambahkan bahwa terobosan ini juga akan mengembangkan pola-pola pengelolaan hutan yang tidak hanya berbasis pada kayu, melainkan juga pada hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan jasa lingkungan, serta mendukung perekonomian regional.

Kuncoro Cahyo Aji, Staf Ahli Gubernur DIY menerangkan bahwa dalam pengembangannya IAD hakikatnya tetap berpedoman pada ekosistemnya terjaga masyarakatnya berpenghidupan layak  maka pengembangan hutan istimewa akan berbasis pada indigenous culture dan ketersediaan pohon yg telah di tanam oleh masyarakat setempat serta menekankan pada embiro yang sudah ada di masyarakat.


"Di DIY sudah terdapat  wana tematik yang menjadi karakter keistimewaan hutan di DIY, antara lain wana patra, wana kriya, wana husada dan wana boga yang menyesuaikan dengan potensi lokal,d an melalui program IAD ini harapannya nanti pengelolaan perhutanan sosial juga akan mampu menumbuhkan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dengan tetap menjaga kelestarian fungsi hutan," ujar Kuncoro, Staf Ahli Gubernur

Kasubdit KUPS, Nur Faizin juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sudah diinisiasi sejak 22 Maret 2024 dan didorong untuk dapat terjalin kolaborasi dan sinergi multihelix, khususnya di Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulon Progo.

"Dalam program ini sebaiknya ada lokus yang fokus, sehingga efektivitas program akan sangat terlihat," jelas Aji Sukmono Benu mewakili Yayasan Kelas Publik Widyakarya

Aji menerangkan bahwa IAD harus menjawab permasalahan yang ada di lokus yang dituju, hal ini karena setiap daerah memiliki karakteristik dan masalah yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun