sampah menjadi energi untuk masa depan berkelanjutan. Acara yang berlangsung di Kota Cilegon tersebut dibuka oleh Walikota Cilegon dengan dihadiri oleh seluruh peserta Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (Akkopsi), Kepala Daerah di Kabupaten/Kota dan pejabat terkait se-Indonesia. Kuncoro Cahyo Aji berkesempatan mengenalkan program Jogja Hijau kepada tamu undangan dari perwakilan Kabupaten/Kota di Indonesia, khususnya mengenai pengelolaan sampah dan konservasi energi yang juga didukung oleh Yayasan SPEAK Indonesia melalui program Voices for Just Climate Action (VCA). Jogja Hijau merupakan program yang sesuai dengan Keistimewaan DIY yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur DIY No.84 tahun 2023.
Pada tanggal 7 Mei 2024, Staf Ahli Gubernur DIY bidang Ekonomi dan Pembangunan, Dr. Ir. Kuncoro Cahyo Aji, M.Si dipilih sebagai salah satu narasumber dalam acara  City Sanitation Summit XXII dengan tema konversi"Jogja Hijau ini dilandasi oleh tiga filosofi, yakni sangkan paraning dumadi yang memiliki makna agar manusia mampu mengenali diri dan keterkaitannya dengan lingkungan, yang akhirnya muncul nilai hamemayu hayuning bawana yang memiliki makna bahwa manusia harus menjaga lingkungan baik lingkungan secara fisik, sosial dan budaya," jelas Kuncoro dalam paparannya.
Kuncoro menambahkan bahwa setelah muncul kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan, maka dilakukan upaya dengan membuat public policy melalui konsep manunggaling kawula gusti dengan cara melakukan dialog partisipatif antara pengambil kebijakan dengan masyarakat.Â
"Konsep Jogja Hijau tersebut sudah dilakukan melalui diskusi partisipatif dan didapatkan hasil bahwa masyarakat D.I. Yogyakarta menginginkan adanya 4 elemen besar yang harus dilakukan," terang KuncoroÂ
Empat elemen dalam Jogja Hijau yang dimaksud yakni, pengelolaan lahan terbuka, konservasi sumber daya air, pengelolaan sampah dan air limbah domestik serta konservasi energi.Â
Khusus mengenai pengelolaan sampah, Kuncoro menegaskan bahwa sampah hanya bisa diselesaikan apabila pengelolaannya sedekat mungkin dengan sumbernya, yang dalam hal ini secara kawasan pengelolaan sampah harus selesai di tingkat kalurahan. Melalui analisis kesiapan TPS3R, ada 11 kalurahan yang dinilai siap dalam pengelolaan mandiri diantaranya adalah Kalurahan Sardonoharjo yang sekarang didukung oleh PT Astra International Tbk dan Kalurahan Sinduadi yang didukung oleh UGM dan PT Solusi Bangun Indonesia dan didampingi oleh Yayasan SPEAK Indonesia. Pengembangan desa zero waste tersebut, tentunya juga harus dilakukan melalui konsep pentahelix dengan satu tujuan utama menciptakan lingkungan yang sehat sesuai dalam konsep tujuan Jogja Hijau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H