Yogyakarta-Guna mendorong desa zero waste, Staf Ahli Gubernur DIY melakukan monitoring perkembangan pengelolaan sampah selesai di Kalurahan Sinduadi bersama dengan stakeholder terkait di Komplek Kepatihan. Dialog ini dihadiri oleh Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Ketua Dharma Wanita Persatuan UGM, Lurah Sinduadi, Ulu-ulu Sardonoharjo, Yayasan Speak Indonesia, Yayasan Suara Bhakti Yogyakarta, Yayasan Arkom Indonesia, Mama4Planet, Woman Federation Sendowo dan Woman Federation Gedongkiwo. Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh TPST Sindu Mandiri yang pada Agustus 2023 sudah mendapatkan bantuan dari Universitas Gadjah Mada. Dalam diskusi tersebut, Dr. Daniel M.Sc selaku Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM memaparkan data hasil assessment yang telah dilakukan sejak tahun 2023. Daniel mengatakan bahwa diperlukan penyamaan persepsi masyarakat tentang pemilahan sampah dan perlunya sistem pengelolaan yang berbasis partisipasi masyarakat. Kuncoro, Staf Ahli Gubernur DIY juga menyampaikan bahwa koordinasi kolaborasi pengelolaan sampah di Sinduadi cukup penting guna mensukseskan program desa zero waste yang selaras dengan Misi Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kami sudah membuat skema pengelolaan sampah dan yang pertama harus dilakukan adalah pemilahan sampah namun kami tidak memiliki kewenangan untuk itu sehingga kami mencoba melakukan dorongan pada kepada desa untuk mampu mengkondisikan sampah dapat terpilah sampai di depan pintu dan selanjutnya kami membutuhkan peran dari DLH Kabupaten terkait pengelolaan sampah dari masing-masing rumah tangga sampai TPS 3R," jelas Kuncoro Cahyo Aji saat diskusi, Jumat (15/3/2024)
"Kerjasama multisektor sangat diperlukan dalam konsep ini sehingga kami juga menjaring kolaborasi dengan NGO sesuai dengan kapasitasnya," sambungnya.
Program desa zero waste juga mendapatkan dukungan dari Pemerintah Kalurahan Sinduadi dengan mengalokasikan 1,6 milyar dari PAD dan dana desa untuk pengelolaan sampah serta melakukan sosialiasi kepada masyarakat untuk mengelola di masing-masing rumah.
"Kapasitas alat kami masih terbatas karena di kami banyak anak kos sehingga timbulan sampah yang dihasilkan cukup banyak namun kami sudah berupaya untuk mengolah sampah anorganik sesuai karakteristik masing-masing dan sampah organik menjadi kompos dan bubur maggot untuk pakan ikan dan ternak," terang Senen Haryanto, Lurah Sinduadi.
Perwakilan dari Yayasan Speak Indonesia juga memaparkan mengenai kegiatan yang sudah dilakukan di Kalurahan Sinduadi, melalui Woman Federation di Padukuhan Sendowo. Diskusi dilanjutkan dengan pemaparan perwakilan Mama4Planet yang membahas mengenai keberhasilan program yang telah dilakukan untuk mendorong pemilahan sampah dari rumah.
"Harapannya melalui alat yang ada dan dengan dibarengi kolaborasi antar pihak maka visi Bapak Gubernur DIY mengenai desa zero waste dapat terealisasi dan Kalurahan Sinduadi menjadi salah satu percontohan desa mandiri kelola sampah," jelas Kuncoro, Staf Ahli Gubernur DIY.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H