Mohon tunggu...
maryani
maryani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hallo perkenalakan nama saya maryani, salah satu satu mahasiswa di Universitas Sriwijaya. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Masyarakat. bagi saya menjadi mahasiswa merupakan sebuah privilage yang sangat saya syukuri kesempatan emas yang sangat saya syukuri ini menjadikan saya untuk terus dapat meningkatkan skil, value dalam diri saya. berkontribusi dengan masyarakat dan dapat membangun suatu daerah menjadi lebih maju adalah impian saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Kasus Bully di Jambi: Kaca Pembesar Terhadap Patalogi Sosial di Kalangan Remaja

7 Oktober 2024   19:03 Diperbarui: 7 Oktober 2024   19:35 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan kasus bullying yang melibatkan lima remaja di Jambi, yang viral karena aksi mereka menyundutkan rokok kepada siswi SMP. Peristiwa ini bukan hanya menunjukkan sisi gelap dari interaksi sosial di kalangan remaja, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih besar, seperti ketidak pedulian dan kurangnya pemahaman tentang dampak dari perilaku kekerasan. Dalam situasi ini, kita tidak hanya melihat tindakan fisik yang menyakitkan, tetapi juga sebuah gambaran nyata dari patologi sosial yang berkembang di masyarakat kita.

Kasus ini mengundang berbagai reaksi dari publik, mulai dari kemarahan hingga keprihatinan yang mendalam. Mengapa tindakan bullying bisa terjadi? Apa yang membuat remaja merasa nyaman melakukan kekerasan terhadap teman sebaya mereka? Melalui opini ini, kita akan menggali lebih dalam terkait fenomena bully di Jambi sebagai kaca pembesar untuk memahami patologi sosial yang lebih luas di kalangan remaja. Dengan menganalisa faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku ini dan dampaknya terhadap kehidupan remaja, diharapkan kita dapat menemukan solusi yang lebih efektif untuk menangani masalah ini dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi mereka.

Bullying di Jambi, seperti di banyak daerah lainnya di Indonesia, merupakan masalah sosial yang cukup serius dan memprihatinkan. Kasus-kasus bullying yang terjadi di sekolah maupun di lingkungan sosial sering kali menjadi sorotan, terutama setelah beberapa insiden yang viral di media sosial. Salah satu kasus yang mencuat adalah tindakan bullying yang melibatkan lima remaja yang viral lantaran menyundutkan rokok, memukul dan menyiram air kemasan   kepada seorang siswi SMP yang di sebabkan karena saling ejek. Kasus ini bukan hanya merugikan korban secara fisik dan mental, tetapi juga mencerminkan masalah patologi sosial yang lebih luas di kalangan remaja.

Akibat dari perilaku bullying yang dilakukan kelima remaja ini sangatlah parah. Selain mengalami cedera fisik, korban juga dapat menderita dampak psikologis jangka panjang seperti depresi, kecemasan, dan stigma sosial. Korban yang mengalami intimidasi jenis ini sering kali merasa kesepian dan terisolasi, sehingga dapat memengaruhi pembelajaran dan perkembangan sosialnya. Bagi masyarakat, kejadian ini menunjukkan bahwa perundungan bukan hanya persoalan individu, namun merupakan indikator  patologi sosial yang lebih dalam. Ketika seseorang merasa tidak nyaman menggunakan kekerasan terhadap pihak yang   lemah, hal itu mencerminkan kurangnya empati atau kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain.

Dari kasus ini kita dapat melihat sebagai permasalahan patalogi sosial yang lebih luas dikalangan masyarakat. Dari sini juga kita dapat melihat ketidak mampuan individu dan juga kelompok untuk dapat berfungsi secara sehat dalam konteks sosial yang mendukung dan mengarahkan perilaku menyimpang. Banyak faktor yang terjadi seperti pengabaian nilai-nilai moral, tekanan teman sebaya untuk menunjukkan kekuatan atau dominasi, serta kemungkinan lingkungan keluarga yang tidak mendukung, semuanya berkontribusi pada terbentuknya sikap agresif di kalangan remaja. Dalam hal ini, tindakan bullying bukan hanya sekadar masalah individu, tetapi mencerminkan norma dan perilaku sosial yang dianggap dapat diterima dalam situasi tertentu. Dengan demikian, kasus ini menunjukkan perlunya intervensi untuk mengubah pola pikir dan nilai-nilai yang ada, demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman bagi semua remaja.

Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah meningkatkan kesadaran komunitas, mendidik remaja tentang efek jangka panjang dari bullying dan menciptkan program-program mendukung yang mempromosikan toleransi di sekolah akan sangat kurial. Dan mempertimbangkan kembali RUU mengenai Perlindungan Anak agar dapat memberikan sanski tegas terhadap pelaku bullying itu sendiri.

Anggota 

Maryani 

Syawalludin

Mayang Bunga

Diana Fitri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun