Mohon tunggu...
Ruang Kecil
Ruang Kecil Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menghabiskan waktu dengan menulis, membaca, dan berkelana

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Novel Breasts and Eggs Karya Mieko Kawakami

3 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   11:10 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia, pada dasarnya, selalu menyukai hal-hal yang cantik. Jika kamu cantik, semua orang akan melihatmu.

Natsuko, seorang perempuan yang mengejar cita-citanya sebagai penulis, harus berhadapan dengan masalah yang dialami oleh kakaknya, Makiko. Sang kakak berencana untuk melakukan implan payudara, demi sebuah impian sederhana bernama cantik. Putri sang kakak, Midoriko, sedang mengalami kegalauan remaja akut, mempertanyakan mengapa setiap perempuan diciptakan dengan memiliki telur, seolah-seolah tujuan hidup kalangan mereka hanyalah untuk melahirkan anak.

10 tahun kemudian, Natsu yang telah berhasil menjadi penulis, dihadapkan dengan problematika yang lebih pelik: ia ingin punya anak. Mungkin, Anda akan berkata, 'Oh, kau ingin punya anak? Carilah pasangan yang baik, menikah, mengandung, dan... BUM! Seorang bayi kecil lucu akan ada dalam gendonganmu.'. Namun, Natsu tidak ingin itu. Menyadari bahwa dirinya adalah seorang aseksual, Natsu memantapkan diri tidak ingin memiliki pasangan.

Natsu mempertimbangkan kemungkinan untuk menjalani prosedur donor sperma. Sebuah metode yang lumayan baru dan mungkin cukup tabu bagi masyarakat Jepang. Dalam perjalanannya untuk menentukan pilihan, Natsu belajar berbagai perspektif. 

Mengapa orang tua tidak pernah 'bertanya' pada anak, apakah mereka mau dilahirkan? Mengapa orang tua berkata 'aku menyesal memilikimu', sedangkan sang anak bahkan tak pernah meminta untuk dilahirkan? Mengapa harus wanita yang menanggung 'hidup' sang anak? Lalu, bagaimana dengan sang ayah?

Orang-orang penting selalu membicarakan betapa kotornya perempuan, hingga tidak menyadari bahwa karena perempuan-lah mereka bisa menjadi penting.

Mengambil judul yang cukup 'berani', Breasts and Eggs menyuarakan dilema yang dialami berbagai wanita di setiap kalangan sejak berabad-abad lamanya. Dihina, disepelekan, dicaci maki. Tersingkirkan, terlupakan, terasingkan. Hanya dianggap sebagai alat untuk memproduksi anak. Breasts and Eggs tak lupa menyelipkan isu-isu relasi ibu dan anak, toxic masculinity, single mother, keluarga broken home, hingga isu terbaru seperti anak dengan donor.

Ditulis dengan gaya tulisan yang cukup unik, di mana pikiran sang tokoh utama yang gemar melanglang buana dituangkan dengan apik dalam setiap lembar buku ini. Membaca buku ini seperti menghadirkan perspektif baru, bahwa wanita itu berharga, wanita memiliki tujuan, wanita adalah manusia. Manusia dengan hati yang lembut dan tubuh yang rapuh namun tegar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun