Bapak Joko Widodo bersama sejumlah menteri mengumumkan kenaikan harga BBM Pada tanggal 03 September 2022 melalui konferensi pers di kanal Youtube Sekretariat Presiden. Alasan pemerintah menaikkan harga BBM adalah anggaran subsidi BBM yang terus menurus bertambah. Ada 3 BBM yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia yang mengalami kenaikkan harga, ada Pertalite, Pertalite dari harga Rp. 7.650 menjadi Rp. 10.000 perliter, Solar dari Rp. 5.150 menjadi Rp. 6.800 dan Pertamax naik menjadi Rp. 14.500 dari sebelumnya Rp. 12.500.
Tak sedikit masyarakat Indonesia yang merasakan dampak negatif dari kebijakan ini, contohnya masyarakat merasa terbebani karena harga bahan pokok ikut naik. Seperti harga cabai rawit mencapai Rp. 67.400 perkilo pada 21 September 2022 dan angka kemiskinan di Indonesia kian meningkat, yang disebabkan oleh bertambahnya pengangguran yang terkena PHK.
Selain itu ada sektor yang terkena dampak kenaikan BBM sehingga menjadi rugi yaitu sektor transportasi, manufaktur dan consumer good. Hal ini dikarenakan terkait naiknya harga atau ongkos produksi. Ditambah, daya beli masyarakat juga ikut menurun. Tak hanya ada sektor yang dirugikan tetapi ternyata ada juga sektor yang diuntungkan, seperti sektor energi, telekomunikasi dan keuangan.
Ditengah keresahan kita tentang krisis BBM, marilah kita menyikapinya dengan bijak. Dengan cara mengurangi pengeluaran konsumtif dengan melatih diri membiasakan budaya hemat, memaksimalkam jumlah penumpang dalam satu kendaraan, menggunakan moda transportasi non BBM dan usahakan mengurangi kegiatan keluar rumah untuk urusan yang tidak penting.
Sekian pidato dari saya, terimakasih atas perhatian dan waktu yang sudah diberikan kepada saya. Smoga bermanfaat bagi kita semua. Mohon maaf jika masih banyak salah dalam pidato saya ini. Saya ucapkan Wassalamu’alaikum Waramatullahi Wabarakatuh
Disusun Oleh :
1. Almira Ma'astipah Tanjung
2. Bilqis Rihhadatul Aisy
3. Hilawana Layla Tanisha
4. Ghaida Kamila Yasmin