Biasanya emiten yang menggunakan bahan baku dari luar itu terdapat pada sektor farmasi, ritel, besi, baja, dan industry dasar. Untuk emiten yang memiliki beban utang dalam bentuk dolar seperti sektor property. Apakah masih ada emiten yang diuntungkan dengan kondisi melemahnya nilai rupiah ini ?
Ternyata di balik dampak negatif dari melemahnya nilai rupiah. Masih ada beberapa emiten yang di untungkan dengan kondisi ini. Yakni, emiten yang banyak melakukan penjualan ekspor. Kusus nya emiten yang melakukan penjualan dalam dollar dan untuk biaya operasional nya dalam rupiah.Â
Contoh emiten tersebut seperti PT Adaro Energy Tbk ( ADRO) yang kegiatannya berorientasi pada ekspor, lalu seperi PT Sri Rejeki Isman (SRIL) yang mana banyak mengekspor produk tekstilnya. Lalu emiten di sektor perikanan yang 90% produknya di ekspor. Dengan kondisi saat ini, strategi investasi apa yang cocok untuk dilakukan ?
Dari berbagai penjelasan diatas, penulis ingin memberikan beberapa strategi investasi yang cocok di terapkan di kondisi saat ini. Yakni, dengan melihat kondisi fundamental perusahaan yang akan di investasikkan.Â
Cek kegiatan utama perusahaan, apakah perusahaan tersebut menggunakan bahan baku impor dari luar atau lebih sering melakukan kegiatan ekspor.Â
Setelah di cek, pilih lah perusahaan yang banyak melakukan kegiatan ekspor dengan biaya operasionalnya dalam rupiah. Lalu cek komponen utang dan beban keuangan di perusahaan, apakah beban keuangan yang ada pembayarannya dalam bentuk dollar atau tidak. Terakhir, liat perusahan yang berpotensi akan mendapatkan keuntungan kurs.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H