kulihat kopulasi pagi ini
dimulai dengan tumpahnya pejuh mentari
di sekujur tubuh subuh yang mulai memucat
Â
siliran-siliran ujung lidah angin pun mulai terjulur dan menjilati kulit bumi yang mulai mekar dan bergetar gejolak nafsu surya mulai membakar bunga-bunga birahi mentari-pun mulai membangkitkan kecambah-kecambah cinta lalu, bayangan pagi mulai naik sepenggalah hadirkan bayang reranting pohon yang jatuh tepat di selangkangan seperti jemari kekar yang menyibak perda-perdu nan belukar menyentuh lonceng kecil seperti kalung sapi-sapi para petani oh.. mendesirlah darah dalam getar-getar geram mendesislah jiwa dalam gema-gema yang tertahan bukalah semua jubah-jubah penutup badan genggamlah erat gagang sang tuan galilah ia dengan sepenuh kasih tanamlah ia dengan segenap cinta dan kini, kopulasi alam pun dimulai dalam selimut kabut tindih-menindih tetagub datang bergelayut menggesek puting-puting bukit yang menjulang menelusup pelan di antara celah-gemelah gunung-gemunung oh.. kopulasi pagi pun kian tinggi kian mendaki, lalu masuk dan menusuk memberi gairah hingga ke gubuk-gubuk petani memancarkan hangat dari hulu hingga ke hilir melelehlah semua yang telah tumpah lalui celah membelah kangkangan gunung dan kaki bebukitan mengalir dari ladang hingga ke persawahan ah.. meronalah pagi dalam klimaks yang cerah terbuai burai diantara kicau burung-burung yang meracau degup jantung bumi mulai syahdu menyambut hari mentari pun mulai menyeka keringat di tubuh dedaunan ah.. tebarlah sudah bebenah benih rindu diantara lendar-lendir lumpur yang memekat berharap tumbuh pinak beranak impian harapan tuk masa depan, kelak *** sumber gambar dari http://per-tani-an.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H