Mohon tunggu...
Furqan Al Ghifary
Furqan Al Ghifary Mohon Tunggu... wiraswasta -

Furqan Al Ghifary (_keken_), \r\nBanda Aceh. \r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buku: Oda Nobunaga, Sang Penakluk dari Owari

30 Juli 2013   17:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:49 5131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1375117050222439747

BUKU 1 (Edisi Pertama)

Oda Nobunaga lahir pada tanggal 23 Juni 1534 dan meninggal pada usia 47 tahun, yaitu pada tanggal 21 Juni 1582. Oda Nobunaga merupakan seorang daimyo Jepang yang hidup dari zaman Sengoku hingga zaman Azuchi-Momoya, yaitu pada zaman kekacauan, atau zaman perang antar suku (klan), dan perang saudara paling berdarah dalam sejarah Jepang. Lahir sebagai pewaris Oda Nobuhide, Nobunaga harus bersaing memperebutkan hak menjadi kepala klan dengan adik kandungnya Oda Nobuyuki. Setelah menang dalam pertempuran melawan klan Imagawa dan klan Saito, Nobunaga menjadi pengikut Ashikaga Yoshiaki dan diangkat sebagai pejabat di Kyoto.

Nobunaga merupakan salah satu tokoh besar dalam sejarah Jepang, salah satu dari 3 tokoh pemersatu Jepang diantara Ieyasu Tokugawa dan Toyotomi Hideyoshi. Nobunaga adalah tokoh yang dianggap paling kontroversial dalam sejarah Jepang, sering melakukan hal yang tidak lazim atau biasa, dengan kata lain sering menggunakan logika terbalik. Namun di balik semua kontroversialnya, Nobunaga adalah seorang pemimpin yang cerdas dan jenius, ahli strategi dan taktik, bisa membaca pikiran lawan, dan punya visi dan misi yang jauh ke depan, yaitu menciptakan perdamaian dan persatuan Jepang.

Sejak kecil Nobunaga dikenal sebagai anak yang berbeda polah dan cara berpikirnya dibanding anak lain. Karena dianggap aneh, Nobunaga dijuluki sebagai si “bodoh dari Owari” dan juga si “bodoh besar”, karna sudah besar, tapi masih bertingkah seperti anak kecil. Saat dia berusia 15 tahun dia telah menjadi penguasa Kastel Nagoya. Namun, tingkahnya yang kasar dan urakan membuatnya dijuluki si Bodoh Besar, dan tidak disukai para petinggi dalam sukunya (klan Oda). Mereka menginginkan Nobuyuki adiknya yang menjadi ketua klan, dan mau tidak mau Oda Nobunaga harus disingkirkan.

Buku ini hadir dalam bentuk versi novel sejarah dan merupakan karangan dari Sohachi Yamaoka, dan edisi bahasa Indonesianya diterjemahkan oleh Ribeka Ota, dan di cetak pertama kali oleh Kansha Publishing pada Juni 2013 dengan jumlah halaman sebanyak 465 halaman. Buku ini merupakan buku I (edisi pertama), edisi masa anak-anak dan remaja Oda Nobunaga. Yang mengisahkan masa-masa indah kanak-kanaknya, cerita cintanya yang unik dan lucu, dan juga tentang perjuangannya dalam memberantas pemberontakan dari dalam suku (klan) nya sendiri.

Buku ini sangat komplit, penyampaian bahasa yang sederhana namun indah membuat pembaca seolah-olah berada langsung di setiap tempat yang ada di buku ini, atau dengan kata lain seolah berada di samping Nobunaga itu sendiri. Penggambaran tokoh, tempat dan peristiwa dalam buku ini sangat detail, sehingga mau tak mau pembaca secara tidak langsung mendapat pengetahuan tentang sejarah, topografi, geografi, sosiologi, maupunproperti Jepang pada masa lalu.

Selain itu, pengemasan buku dalam bentuk novel sejarah seperti ini memberikan pengalaman lain kepada para pembaca yang tidak terlalu menyukai buku sejarah yang monoton dan membosankan, sehingga dengan bentuk novel sejarah seperti buku ini, jalan cerita menjadi sangat menarik, dimana dialog-dialog dalam buku ini sangat hidup, dan memberikan suasana yang jauh berbeda dengan buku-buku sejarah pada umumnya.

Bagi yang menyukai sejarah Jepang, sejarah samurai, rasanya tidak sangat lengkap kalau belum membaca buku ini. Karena tokoh besar sejarah Jepang, tokoh besar samurai Jepang adalah Oda Nobunaga itu sendiri. Sehingga bagi penggemar sejarah Jepang dan Samurai, penggemar Toyotomi Hideyashu, penggemar Ieyasu Tokugawa, buku ini merupakan buku wajib. Karena sejarah Jepang bisa dibilang berawal dari Oda Nobunaga yang kemudian dilanjutkan Toyotomi Hideyashu dan Ieyasu Tokugawa dan mereka merupakan 3 serangkai pemersatu Jepang.

Bagi saya sendiri, termasuk orang yang merasa terlambat membaca buku ini, karena terlebih dahulu sudah membaca buku Toyotomi Hideyashu (Swordless Samurai), buku Ieyasu Tokugawa dan buku Taiko, padahal rintisan pemersatu Jepang dilakukan oleh Oda Nobunaga, dengan kata lain urutan bukunya menjadi terbalik, sehingga sangat disayangkan atas keterlambatan penerbitan buku ini. Namun ibarat pepatah, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali, buku ini hadir dan mengobati rasa penasaran saya selama ini. Dan sekarang saya semakin penasaran untuk menunggu terbitan buku II (edisi kedua) buku ini yang ceritanya semakin seru dan menarik.

Selamat membaca.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun