No: 16, KEKEN aku bertanya pada hati “bisakah kau memberi mimpi”? “seperti ilusi yang memberi gambar nyata yang berlari?” ah.. aku hanya bisa merunduk sepi, merajut helai bebait puisi tanpa benang, ku rangkai semua dalam semedi bunda.. suatu saat nanti, aku pasti kan pergi karna aku putra pertiwi aku ingin mengusap ujung bambu runcing yang berdarah dan menghirup wangi aroma amisnya darah penjajah aku tak terbiasa lelap di selangkangan wanita berebut apit bersama tubuh para bayi mabuk dan gila dalam selimut yang sewarna karna aku putra pertiwi aku tak kan pernah bersedih hati kalau pun harus menangis, bukan di rumah ini aku kan meratap di ujung pelangi meraung di tepi gunung berapi kenapa? karna aku putra pertiwi dan dalam perjalananku nanti aku kan mengikat semua awan yang berjalan ku rangkai erat sebagai peneduh bagi jiwa-jiwa pemberani agar syahdu mereka yang mati di dalam peperangan lebur menyatu pada satu pesona sang kemerdekaan dan jika tiba waktu ku masa jasadku sesat dalam sekarat aku ingin ia terbakar dalam cahaya kemenangan dan melepas raga ku yang terluka ah.. bagiku, derita ini hanyalah dedebu yang ringan tanpa genderang, tanpa kibaran panji, naik mengangkasa terbang, berharap darahku menjadi tumbal bagi kemerdekaan *** Sumber gambar dari http://suronoblog.wordpress.com Untuk membaca karya peserta lain, silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul: Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Fiksi Hari Pahlawan. link: [http://www.kompasiana.com/androgini] Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community. [link: https://www.facebook.com/groups/175201439229892/]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H