Mohon tunggu...
Inge
Inge Mohon Tunggu... -

Menyenangi KESEDERHANAAN. EGO tidaklah sederhana tetapi CINTA.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

World Communications Day dan Kompasiana

13 Mei 2010   15:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:14 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="" align="alignleft" width="254" caption="Logo Kompasiana"][/caption]

Hari ini saya mendapat selebaran yang dikeluarkan oleh Catholic Communications Network Englan and Wales. Dalam selebaran tersebut diperkenalkan tentang World Communications Day sebagai sebuah hari yang didekasikan untuk berdoa bagi kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha komunikasi yang professional diseluruh dunia. World Communications Day ini sendiri akan dirayakan pada tanggal 16 Mei 2010.

Berkenan dengan hal tersebut maka dilampirkan pesan dari Bapa Suci, Paus Benediktus XVI sebagai berikut:

Papal Message for World Communications Day: "The Priest and Pastoral Ministry in a Digital World: New Media at the Service of the Word."

Pope Benedict XVI calls for priests to discover new digital possibilities to proclaim the Word of God and carry out their ministry.

"Using new communication technologies, priests can introduce people to the life the Church and help our contemporaries to discover the face of Christ. They will best achieve this aim if they learn, from the time of their formation, how to use these technologies in a competent and appropriate way, shaped by sound technological insights and reflecting a strong priestly spirituality grounded in constant dialogue with the Lord.

Dalam pesan Bapa Suci ini jelas terbaca maknanya tentang anjuran penggunaan digital world berbasis kompetensi dan sesuai dengan maksud dan tujuannya.

Lalu apa pula hubungannya World Communications Day ini dengan Kompasiana? Terus terang hari ini begitu buka Kompasiana dan masuk pada halaman beranda, saya menemukan tulisan Kompasianer Firman Seponada tentang Protes buat Admin! Membaca isi tulisan tersebut ternyata yang dipermasalahkan adalah adanya beberapa tulisan dari Kompasianer Firman Seponada yang dimasukkan dalam kategori GOSIP oleh admin, yang mana selama ini masuk dalam tag Hiburan. Kategori Gosip ini adalah kategori baru yang disediakan oleh admin dalam rangka peningkatan sistemnya. Beberapa tulisan sayapun masuk dalam kategori ini.

Dalam tanggapannya terhadap protes yang dilemparkan Kompasianer Firman ini, Kang Pepih selaku admin memberi penjelasan bahwa silakan tulisan-tulisan tersebut dipindahkan sendiri karena admin tak bisa memindahkan keseluruhan tulisan tersebut sesuai kategorinya. That's fair enough!

Namun hal yang menjadi pertanyaan saya adalah:

  1. Mengapa Kompasiana ini menyediakan kolom gossip?
  2. Apa alasan dibalik penyediaan kolom ini?

Hal ini saya pertanyakan karena sejauh pemahaman saya yang rendah ini, gossip itu adalah suatu perbuatan menceritakan kehidupan orang lain yang faktanya tidak teruji. Untuk lengkapnya, silakan yang berminat untuk membaca penjelasan wikipedia tentang gossip.

Keprihatinan saya hanya satu sebagaimana yang sudah saya utarakan panjang lebar pada kolom komentar diblog Mas Firman tersebut:

Apakah Kompasiana yang diharapkan sebagai sebuah media komunikasi yang bisa mendidik generasi penerus bangsa bertujuan untuk menciptakan generasi penggosip? Apakah dengan menyediakan kolom gossip ini maka kita semua dimotivasi untuk mematangkan keahlian bergosip kita?

Saya tidak pungkiri fakta bahwa terkadang saya melakukan gossip, tetapi juga adalah fakta bahwa sebisa mungkin saya mengkontrol diri saya untuk tidak melakukan hal tersebut secara berkelanjutan dan berlebihan.

Apakah kita secara pribadi tidak perlu bertanggung jawab dalam proses pendidikan bangsa ini? Saya pribadi dalam hal ini tidak bersikap sok pintar atau idealis, tetapi saya pribadi prihatin dengan perjalanan kehidupan bangsa ini. Soal gossip mungkin terlihat kecil, tetapi sebenarnya merupakan hal yang krusial karena menjadi bagian dari proses pendidikan sebuah generasi penerus bangsa.

Jangan pernah berpikir melakukan hal-hal yang besar jika pada hal-hal yang kecil saja kita tidak mampu berpikir dan bertindak dengan benar.

Terimakasih atas upgrade sistemnya dari admin Kompasiana.

Salam Komunikasi Sehat!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun