Mohon tunggu...
Inge
Inge Mohon Tunggu... -

Menyenangi KESEDERHANAAN. EGO tidaklah sederhana tetapi CINTA.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dialog Imajiner Kekasih_Tuhan: Why Do I Like You?

17 Mei 2010   15:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:09 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dialog imajiner Kekasih Tuhan (KT) dan Tuhan (T).

**********

True Love

T: “Hmmm…..ada apa koq wajahmu seserius itu?”

KT: “Lagi bingung aja.”

T: “Bingung kenapa? Jangan-jangan benar kata Setiawan kalau kamu itu stress, makanya gemuk.”

KT: “Eiiittss! Koq jadi ikut-ikutan ama Mas Setiawan, sih?”

T: “Iseng aja, sayang. Asyik sih ngisengin kamu.”

KT: “Tuhan koq suka iseng! Aya-aya wae. ..”

T: “Hihihhihi….Nah, ada apa, sayang?”

KT: “Ada pernah seseorang yang bertanya kepadaku mengapa aku menyukai dia.”

T: “Lalu apa jawabmu?”

KT: “Nah ini yang sedang kuselami, sedang kupikirkan dengan serius dan ingin kukonsultasikan denganMu.”

T: “Wuakakakakakaakakakaka…orang dudul sok serius.”

KT: “Idih ngakak! Ntar penghuni surga pada bangun semua!”

T: “Gak tahan melihat tingkahmu, hahahahahahaahahahahaaha…”

KT: “Awas offside ketawanya, ntar sampai ke bumi lagi! Mau dengar gak nih jawaban saya?

T: “Hihihihih..Iya, mau. Silakan, sayang…”

KT: “Ada yang bilang, jika kau mencintai seseorang, janganlah mencintai karena dia bla bla bla, tetapi cintailah dia meskipun dia bla bla bla bla. Tapi koq saya merasa belum sehati dengan pernyataan itu ya?!”

T: “Mengapa begitu?”

KT: “Mencintai dia karena dia baik, ganteng atau cantik, dia ramah dan segala macamnya, bisa jadi akan berubah manakala hal yang sebaliknya terjadi pada orang yang dicintai itu. Manusia kan mempunyai dua sisi, baik dan buruk. Jadi bagaimana apabila ada suatu masa dia melakukan keburukan? Lalu mencintai dia meskipun dia cacat atau meskipun dia sakit dan beribu-ribu meskipun juga memberikan gambaran buatku bahwa seolah-olah yang ada adalah sebuah kepasrahan karena tidak adanya pilihan yang lebih baik.

T: “Lalu kalau begitu, bagaimana menurut pandanganmu sendiri?”

KT: “Bagiku, daku mencintai seseorang KARENA aku mencintaiMU. “

T: “Hmmmm…maksudnya?”

KT: “Hhmmmm….tumben Dikau bingung, wuakakakakakakaakakakak. Maksud saya adalah dikarenakan ketidaksempurnaan manusia termasuk diriku, maka tidak mungkin aku akan mampu mencintai mereka tanpa terlebih dahulu mencintaiMu. Mencintai seseorang yang tidak sempurna membutuhkan sebuah kekuatan, spirit, dan keyakinan, bahwa aku bisa menerima dia apa adanya. Dalam perjalanan cinta dua anak manusia itu pasti sedikit banyaknya akan menimbulkan luka akibat ketidaksempurnaan itu. Dan luka itu hanya dapat disembuhkan olehMU. Karenanya tidak mungkin aku bisa mencintai seseorang tanpa mencintaiMu terlebih dahulu. “

T: “Aku bahagia mengetahui bahwa kau mencintai diriKU.”

KT: “Dan aku bahagia manakala aku mampu mencintaiMU dengan segenap hatiku.”

T: “Lalu bagaimana dengan personality orang tersebut? Apakah personality mereka tidak memberikan kontribusi apa-apa? Tentunya seseorang tidak akan bisa mencintai semua lawan jenisnya di dunia ini. Mereka pasti akan harus memilih, iya kan?

KT: Iya, benar. Bagiku personality mereka adalah hal-hal yang kubutuhkan untuk menyeimbangkan diriku. Manakala aku mencintai seorang pria, maka segala sifat yang ada dalam dirinya adalah hal yang kubutuhkan untuk keseimbanganku, begitu pula sebaliknya. Aku tidak mencintai karena sifat-sifatnya, tetapi aku dan dia dengan segala sifat kami masing-masing saling membutuhkan, saling melengkapi, untuk menuju pada suatu kesempurnaan, kesempurnaan yang diharapkan akan menjadi gambar dan rupaMU di dunia ini. Aku menyukai seseorang karena tentunya aku bisa bekerjasama dengan orang tersebut dalam menyeimbangkan diri kami masing-masing.

T: “Kalau begitu ceritanya kamu lagi menyukai seseorang, nih?”

KT: “Ah, pertanyaan menjebak, padahal Engkau pasti sudah tahu semuanya, wuakakakakakakaka…”

T: “Hayo, ngaku gak, nih?”

KT: “Hihihiihihi…iya, ngaku. Daku suka dia karena dia memberiku semangat dan pengharapan. Daku suka akan kejujurannya, keterbukaan sikapnya, dan pandangan-pandangannya yang positif dan juga sikapnya yang humoris. Namun satu dari semuanya adalah daku suka dia karena diapun mencintai diriMu dengan sungguh, karenanya dia sangat menghargaiku. Daku tidak mencari yang terbaik dari yang ada, tetapi daku mencari yang bisa memberiku keseimbangan hidup.

T: “Baiklah adanya jika memang benar demikian. Kamu yang membuat keputusanterhadap siapa kamu bisa bekerja sama. Dan apapun keputusanmu itu, Aku akan selalu ada disini bersamamu, menemanimu.”

KT: “Terimakasih, sayang…”

***********

BackgroundSound CodeConverted@MY360MI

*Gambar diunduh disini

*Musik instrument: Do You by Yiruma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun