Mohon tunggu...
Inge
Inge Mohon Tunggu... -

Menyenangi KESEDERHANAAN. EGO tidaklah sederhana tetapi CINTA.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balada Sang Nafsu

28 September 2010   14:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:53 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Badannya kecil, namun nafsunya sangat besar. Bahkan kami berduapun tak berdaya melawan nafsunya yang begitu menggelora.

Entah apa yang merasuk dalam hatinya sehingga dia tega membakar kami. Dengan baju yang tetap melekat pada tubuh kami, dibakarnyalah kami hidup-hidup. Sesekali tubuh kami diarahkan ke kanan, sesekali ke kiri. Semua menjadi rata terbakar!

Terlihat sinar matanya yang penuh nafsu membara memancarkan kebahagiaan yang tiada tara ketika mendapati tubuh kami telah terbakar dengan rata. Belum puas sampai disana, tubuh kami masih diolesi sesuatu yang rasanya begitu licin dan pedas.

“Mas Bambank, ini jagung bakarnya. Satu untukmu dan satu untukku. Saya olesi mentega dan sedikit cabe, jadi rasanya asin-asin pedas,” demikian Inge menawarkan jagung bakarnya ke Bambank.

[caption id="attachment_272417" align="aligncenter" width="300" caption="Jagung bakar (dok.pribadi)"][/caption]

*******

CodeConverted@MY360MI

Sedang belajar menulis flash fiction sambil menikmati jagung bakar pertama selama tinggal di UK. FF ini terdiri dari 114 kata dan 780 karakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun