Mirca: “Ah, bisa saja kamu.”
Marco: “Sudah, nikmati saja dengan takzim. Nikmati saja dalam damai. Menurut saya org yg seneng lihat kekurangan orang lain, berdasarkan pengalaman pribadi saya justru dia sangat banyak kekurangannya. Hal seperti ini kalau dipikirkan secara berlebihan bisa menyebabkan panu.”
Mirca: “Lho! Koq panu? ”
Marco: “Iya, panu. Dan salah satu obat panu yang paling mujarab adalah gaya hidup cuek bebek. Apapun kata orang, yang jalani kehidupan saya adalah saya koq. Yang rasakan baik buruknya adalah saya juga koq. Hanya saja kita tidak perlu terlalu ekstrim dengan melakukan konfrontasi dengan pihak-pihak yang tidak suka dengan kita. Nikmati saja. Hidup adalah milik buat kehidupan itu sendiri. Cermati bait terakhir dari prosa ini: “…..jika jejak langkah itu hanya sampai disini, aku ingin istirahat dijejak langkah yang tak terhingga….”
Mirca: “Wah, sangat dalam maknanya.”
Marco: “Ya. Makna yang secara sederhana tersirat, jangan pernah menyerah, sampai akhirnya kita tidak bisa apa-apa lagi (wafat). Artinya juga kesabaran harus senantiasa berada di dalam dada kita untuk menjadi milik kita yang utuh. Jika orang bilang bahwa kesabaran ada batasnya, maka bagi saya kesabaran itu adalah wilayah tanpa batas.”
Mirca: “Hmmm...sebuah pencerahan yang sangat inspiratif untuk memulai hari yang baru. Terimakasih ya, Marco.”
*******
The Impossible Dream: Jika jejak langkah itu hanya sampai disini, aku ingin istirahat dijejak langkah yang tak terhingga....Ketika sebuah syair lagu tidak hanya sebatas baris-baris kata, melainkan sebuah inspirasi dalam melakukan karya-karya hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H