Mohon tunggu...
kejora firsta
kejora firsta Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi melukis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Strategi Kesehatan Masyarakat Untuk Mengatasi Demam Berdarah

18 September 2024   07:22 Diperbarui: 18 September 2024   07:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

STRATEGI KESEHATAN MASYARAKAT UNTUK MENGATASI PENYEBARAN DEMAM BERDARAH 

Kejora Firsta Sabiannisa / 191241121 

Fakultas Kesehatan Masyarakat 

Universitas Airlangga

                              Demam berdarah atau dengue fever adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang ditularkan dari nyamuk aedes aegypti. Di wilayah tropis dan subtropis, penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan bahwa hingga awal bulan Mei tahun 2024 tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan 621 kasus kematian di Indonesia (Kemenkes, 2024).

Demam berdarah menyebar melalui nyamuk aedes aegypti yang terjangkit virus dengue. Nyamuk aedes aegypti aktif di pagi hari menjelang sore, serta banyak muncul dan dapat berkembang biak di tempat yang terdapat genangan airnya seperti penampungan air, pot bunga dan semacamnya. 

Hal ini bermula dari nyamuk aedes aegypti betina yang dimana kelenjar air liurnya terdapat virus dengue. Sehingga, ketika nyamuk aedes aegypti menghisap darah, disaat itulah nyamuk aedes aegypti betina menyuntikkan air liurnya ke dalam tubuh kita sekaligus menghisap darah kita untuk bereproduksi. Inkubasi virus dengue didalam tubuh nyamuk berlangsung selama 8 hingga 10 hari, setelah itu nyamuk akan menjadi pembawa virus selama hidupnya.   

                               Penyakit demam berdarah menjadi salah satu penyakit yang masih banyak dijumpai, apalagi ketika musim hujan.  Anak -- anak dibawah umur 15 tahun sering terjangkit penyakit DBD. Perlu diketahui gejala penderita DBD dibagi menjadi 2, yang biasa ditemui adalah gejala penderita DBD ringan seperti nyeri otot dan sendi, ruam dan demam tinggi.

 Sedangkan gejala penderita DBD kronis adalah tekanan darah rendah secara mendadak, pendarahan yang signifikan bahkan bisa mengakibatkan kematian.   Beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya penderita DBD di Indonesia salah satunya adalah karena padatnya penduduk sehingga penyebaran virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti dapat menyebar dengan cepat.   

                              Peran kesehatan masyarakat bisa dari berbagai aspek yaitu aspek pencegahan, aspek pendeteksian hingga aspek penanganan. Dari segi pencegahan, tenaga kesehatan masyarakat bisa menjalankan program yang membantu membersihkan lingkungan sekitar seperti membuang genangan air, membersihkan sampah di sekitar lingkungan, melakukan fogging dan lain lain. Selain membantu membersihkan lingkungan, tenaga kesehatan masyarakat juga bisa melakukan penyuluhan atau pendampingan kepada masyarakat tentang cara melindungi diri dan keluarga dari jangkitan penyakit DBD serta mengedukasi tentang pertolongan pertama ketika ada anggota keluarga terkena DBD seperti bedrest, minum air minimal 2 liter per hari dan lain lain. Dari segi pendeteksian, tenaga kesehatan masyarakat bisa melakukan pendataan terkait kondisi kesehatan masyarakat sekitar dengan menyurvei apakah ada gejala DBD yang dirasakan. Lalu, dari segi penanganan tenaga kesehatan masyarakat bisa berperan aktif dalam pelayanan kesehatan seperti kesediaan fasilitas medis yang memadai, mengadakan pengecekan kesehatan rutin kepada masyarakat terutama pada lansia dan anak anak.   

                             Menurut saya, peran tenaga kesehatan masyarakat sangat penting untuk menekan tingginya angka penderita DBD di Indonesia. Peran tenaga kesehatan masyarakat itulah melakukan promosi kepada masyarakat umum sehingga memahami bagaimana cara melindungi dan mencegah diri serta keluarga dari jangkitan penyakit DBD yang mematikan ini. Selain itu, masyarakat umum juga mendapatkan wawasan baru tentang kesehatan dan bisa menyebarkan wawasan tersebut ke kerabat atau bahkan dengan memanfaatkan teknologi saat ini dengan membagikannya ke sosial media sehingga prevalensi DBD di Indonesia bisa ditekan. Selain itu, tenaga kesehatan masyarakat juga bisa berkolaborasi atau bekerja sama dengan instansi pemerintah seperti dinas kesehatan atau dinas Pendidikan lalu organisasi di lingkungan seperti karang taruna dan lain lain. Dengan adanya kerja sama tenaga kesehatan masyarakat dan instansi pemerintah, maka tingginya angka DBD di lingkungan terpencil maupun di kota besar dapat ditekan. 

KATA KUNCI: Dengue, Lingkungan, Nyamuk, Virus

DAFTAR PUSTAKA: 

Nisrina, dkk., 2018. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jurnal Pengabdian Bidang Kesehatan, 01(04), hal. 2 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun