Mohon tunggu...
Keisya Naula
Keisya Naula Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kotak

28 November 2023   12:11 Diperbarui: 28 November 2023   12:15 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika aku sedang berjalan menuju arah rumah, aku melihat sebuah kotak kayu kecil di tepi jalan. Aku mendengar ada suara yang berteriak minta tolong, "Tolong! Keluarkan aku dari sini!" hal membuat ku terkejud adalah suara itu berasal dari dalam kotak kayu kecil itu.

Aku berjalan mendekati kotak itu, suaranya semakin keras saat jarak ku dan kotak itu semakin dekat. Aku mengambil kotak kayu kecil itu karena aku yakin suara itu berasal dari kotak kayu itu. Saat aku memegang kotak kayu kecil itu, suaranya menghilang. Karena sangat penasaran, aku mencoba membuka kotak itu, namun usahaku sia-sia. Dengan rasa penasaran, aku membawa pulang kotak itu sambil menikmati pemandangan matahari terbenam di sore itu.

Sesampainya di rumah aku menaruhnya di meja kecil di samping tempat tidurku. Hingga malam tiba, aku pun bersiap untuk tidur, aku mematikan lampu di kamarku dan menyalakan lampu kecil yang ada di meja samping tempat tidurku. Saat aku mulai memejamkan mata kudengar suara "tolong!, keluarkan aku dari kotak ini". Hai! Siapa yang tidak kaget mendengar suara seperti itu saat malam-malam seperti ini? Dengan mengabaikan semua ketakutanku, aku mencoba membuka kotak itu, tapi sia-sia.

Tapi aku tak mau menyerah, aku mengambil jepit rambut ku, lalu mencoba membukanya lagi, dan Yeah! kotak itu terbuka. Saat kotak itu dibuka, ada seorang manusia kecil yang ukurannya bahkan hanya sebesar kelingkingku. Aku duduk diam di tempat tidurku, lalu manusia kecil itu berkata "terima kasih banyak, kamu menyelamatkanku, aku benci sekali berada di dalam kotak itu, oh iya, ngomong-ngomong, siapa namamu?" Karena tak percaya aku menjawab "Entahlah, sebenarnya kamu siapa?". manusia kecil itu tertawa "hahaha wajahmu sangat konyol, bisakah kamu lebih santai? namaku Lucy, aku salah satu peri, aku dikutuk berada dalam kotak kayu itu karena tidak melaksanakan perintah ayah dan ibuku" kata peri kecil dengan wajah muram.

Melihat wajah peri itu, aku pun ikut sedih "apa yang orang tuamu perintahkan kepada mu hingga kamu tidak mau melakukan?nya" Peri itu menjawab "Orangtuaku menyuruhku untuk pergi ke negeri peri lain untuk belajar agar aku bisa mengembalikan kejayaan negeri periku, namun aku tidak mau, aku takut dengan hal-hal yang akan terjadi di sana. Tapi sekarang Aku menyesalinya, aku jauh dari orang tuaku, aku ingin kembali bersama mereka. Aku berjanji jika aku bisa kembali ke negeriku aku akan pergi belajar ke negeri lain." Ketika aku melihat peri kecil mengatakan itu, aku melihat ada ketulusan di sana.

Aku dan Lucy sama-sama termenung lalu aku berkata "apa yang bisa aku bantu agar kamu bisa kembali ke tempat asalmu?" Mata Lucy berbinar mendengar perkataan ku "Ucapkan abracadabra dengan hati yang tulus agar kamu bisa membuka portal ku untuk pulang." Tanpa ragu aku mengucapkan mantra "abracadabra" lalu sebuah portal kecil terbuka.

Peri kecil itu menangis, dia tidak menyangka bisa bertemu ayah dan ibunya lagi "terima kasih kamu, kamu baik sekali, jika kamu butuh sesuatu ucapkan mantranya lagi, aku akan datang. Selamat tinggal lea" peri kecil itu memasuki portal. Sesaat setelah peri kecil itu masuk kedalam portal, portal itu langsung tertutup kembali.

Aku mengedipkan mataku, sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Tanpa pikir panjang, aku kembali dalam posisi bersiap untuk tidur. Pagi harinya aku bangun, lalu aku melihat alarm yang ada di meja kecilku. Ketika aku melihat alarmnya, aku sedikit terkejut melihat ada secarik kertas kecil di mejaku. saya ambil itu, lalu aku tersenyum. ternyata di kertas itu tertulis "terima kasih orang baik -lucy"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun