Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Kebersihan sebagian dari iman. Buanglah sampah pada tempatnya. Ya,,,,begitu sering kita mendengar dan melihat slogan tentang kebersihan di sekitar kita. Bahkan dari TK, SD kita sudah diajarkan untuk menjaga kebersihan. Tetapi seolah itu hanya teori saja karena pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hal itu disebabkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Bahkan di lingkungan kampus, yang notabene merupakan lingkungan para intelektual muda, masih sering dijumpai mahasiswa yang membuang sampah sembarangan. Saat melakukan berbagai aktivitas di kampus, para mahasiswa seringkali berkumpul di posko unit kegiatan mahasiswa, di lapangan di halaman kampus atau di kantin. Di situlah mereka sering kali sembarangan membuang sampah. Kadang mahasiswa lain yang melihat hal itu pun bersikap cuek, tidak memberi teguran dan nasehat. Sikap tak acuh dari sekitar ini juga bisa memicu kebiasaan membuang sampah sembarangan itu berulang terus menerus.
Sampah yang berserakan dapat mengakibatkan suasana kampus menjadi tidak indah dan tidak nyaman. Karena lingkungan kampus menjadi kotor, kumuh, bau tidak sedap, tercemar, menimbulkan berbagai penyakit, bahkan bisa mengakibatkan banjir jika sampah menutupi saluran air. Hal ini akan mengganggu kegiatan kuliah dan aktivitas mahasiswa lainnya.
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih di kampus, tentunya diperlukan partisipasi aktif seluruh warga kampus terutama mahasiswa, karena merekalah komunitas terbanyak di lingkungan kampus. Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah sampah di lingkungan kampus antara lain: Langkah pertama yaitu pembentukan karakter. Mahasiswa harus menanamkan disiplin pada diri sendiri untuk peduli pada lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Mahasiswa juga harus berani menegur mahasiswa lain yang membuang sampah sembarangan. Jika melihat tidak ada lagi sampah berserakan maka kita akan sungkan ketika akan membuang sampah sembarangan. Dengan begitu lambat laun kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar akan tumbuh dalam diri kita.
Setelah pembentukan karakter tersebut, langkah kedua yaitu sistem pengelolaan sampah di kampus. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan cara memilah sampah menjadi 3 bagian yaitu: sampah organik, sampah anorganik, sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sampah-sampah ini dapat dipilih dengan cara menyediakan tempat sampah yang berbeda. Tempat sampah warna hijau untuk membuang sampah organik, tempat sampah kuning untuk membuang sampah anorganik, dan tempat sampah warna merah untuk membuang sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). Yang dimaksud dari sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa organisme hidup yaitu manusia, tumbuhan dan hewan. Sampah organik dibedakan menjadi 2 yaitu sampah organik basah dan sampah organik kering. Sampah organik basah adalah sampah yang memiliki kandungan air cukup tinggi, contohnya: buah yang busuk, sisa sayur-sayuran, kotoran hewan, dan nasi basi. Sampah organik kering adalah sampah organik yang kandungan airnya rendah, contohnya: dedaunan, ranting pohon, kertas bekas, dan jerami padi. Sampah anorganik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai, contohnya: plastik, kaleng minuman, kaca, styrofoam, dan keramik. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh kegiatan industri, contohnya: pestisida, oli bekas, hairspray, deterjen, dan jarum suntik.
Langkah ketiga yaitu mengolah sampah agar menjadi barang yang bermanfaat. Sampah organik seperti kotoran hewan, buah busuk dan sisa sayuran dapat diolah menjadi kompos. Sampah organik juga bisa diolah menjadi pelet untuk makanan ayam dan ikan. Sampah organik dari kotoran, limbah tempe, dan tahu juga bisa digunakan untuk biogas dan sumber listrik. Sampah anorganik dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur ulang. Selain dengan proses daur ulang, ada pula limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan secara langsung tanpa proses daur ulang, dan mungkin bisa memiliki nilai jual yang tinggi. Misalnya botol maupun gelas plastik bekas yang dibuat untuk mainan anak-anak, sebagai tempat untuk menanam tanaman, juga hiasan yang lainnya. Atau limbah tekstil berupa kain perca yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan karya limbah tekstil yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Disamping itu, pecahan kaca juga dapat dimanfaatkan untuk hiasan dinding atau lukisan. Untuk sampah B3, karena sifatnya yang berbahaya dan merusak, sampah B3 dari lingkungan kampus dikirim ke pihak ketiga agar dapat dikelola dengan baik dan tepat.
Selanjutnya kita bisa mengatasi masalah sampah dengan menghindari penggunaan plastik secara berlebihan. Bagaimana caranya? Kita bisa membawa kantong belanja sendiri ketika berbelanja, membawa botol minum atau tumbler ketika bepergian, tidak menggunakan sedotan plastik, dan menghindari membeli minuman atau makanan dalam kemasan plastik. Dengan beberapa usaha mengatasi sampah di atas, kita pasti bisa menciptakan lingkungan kampus yang bersih, indah, dan nyaman.
Kampus menjadi tempat mahasiswa melakukan berbagai kegiatan. Tanpa disadari, saat berkegiatan mahasiswa seringkali mengabaikan kebersihan di sekitarnya. Jika lingkungan kampus kotor, sampah berserakan di mana-mana maka proses belajar dan mengajar menjadi tidak kondusif. Untuk mengatasi hal tersebut ada beberapa usaha yang dapat dilakukan yaitu membentuk karakter mahasiswa untuk peduli dengan kebersihan lingkungan, memilah sampah sesuai jenisnya, dan mengolah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat. Sebagai komunitas terbanyak di kampus, mahasiswa diharapkan berperan aktif dalam mewujudkan kebersihan di lingkungan kampus. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membawa tempat bekal sendiri, membawa botol atau tumbler sendiri, mengurangi penggunaan sedotan plastik, dan menghindari membeli makanan dan minuman dalam kemasan plastik. Jika lingkungan kampus bersih maka aktifitas mahasiswa bisa berjalan sangat nyaman dan kondusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H