Satria Mahathir alias Cogil mulai dikenal oleh masyarakat saat berita MBA-nya dengan Nindya Putri ramai menjadi perbincangan di masyarakat. Saat namanya mulai redup, Satria tiba - tiba muncul dengan beritanya menghamili seorang perempuan yang dikenal dengan nama Cia. Setelah diundang ke berbagai podcast, akhirnya Satria mengakui bahwa hal tersebut hanyalah Gimmick untuk menaikkan namanya kembali.Â
Satria mulai aktif lagi di berbagai platform seperti TikTok dan Instagram dengan image nya sebagai lelaki muda yang senang berpesta hingga mabuk - mabukkan dan meniduri banyak wanita. Namanya pun semakin dikenal masyarakat, walaupun banyak netizen Indonesia yang membencinya, ia tetap sering kali menjadi trending dan pembicaraan di sosial media Indonesia.Â
Beberapa waktu lalu, Satria tiba - tiba diberitakan bahwa dirinya ditangkap oleh polisi karena terlibat dalam kasus pengeroyokkan terhadap seorang anak anggota DPRD di daerah Batam. Satria bersama 3 temannya ditahan di Rutan Polresta Barelang. Namun hanya dalam waktu 13 hari, Satria sudah dibebaskan dari rutan. Setelah bebas, Satria tetap melanjutkan perlakuan buruknya dan ia mulai menghadiri beberapa podcast.Â
Dalam salah satu acara podcast, Satria mengakui bahwa dirinya mempunyai privilege dan diberikan perlakuan khusus selama ditahan. Satria dengan percaya diri mengungkap bahwa peran almarhum ayahnya yang merupakan seorang jendral berpangkat tinggi sangat berpengaruh. Ia mengaku bahwa ia diperlakukan dengan sangat baik oleh para petugas saat di dalam rutan seperti dibelikan rokok, diberikan sel bersama dan tidak dipisahkan dengan teman - temannya, diperbolehkan memesan makanan melalui aplikasi online, hingga diperbolehkan ke ruang tengah rutan tersebut.Â
Kasat Reskrim Polresta Balerang, Kompol Dwi Ramadhanto menyebutkan bahwa tidak ada hal seperti yang dikatakan Satria dan ia dibebaskan karena adanya perdamaian dari kedua belah pihak. Namun, Satria juga sempat mengungkap bahwa pengajuan damai oleh pihak korban disebabkan oleh adanya tekanan yang didapat oleh pihak korban sehingga pihak korban merasa seperti diteror. Jika dilihat dengan tradisi kritis dengan dasar teori kritis, kasus ini memperlihatkan bagaimana kekuasaan dan privilege yang dimiliki oleh Satria sebagai anak jendral sekaligus sebagai selebgram sangat berpengaruh terhadap dirinya.Â
Masyarakat lainnya juga mulai mernormalisasi adanya hal - hal seperti ini terjadi di Indonesia yang menunjukkan bahwa ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ada dianggap seperti hal yang lumrah terjadi. Bahkan, hingga kini Satria masih sering menghadiri sejumlah acara hiburan. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang kehadiran Satria dalam suatu acara dapat meningkatkan engagement dan views dari acara tersebut. Satria telah mengakui segala yang terjadi namun masih dengan mudahnya mendapatkan uang di dunia hiburan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa dominasi dari pihak yang berkuasa memang sering kali terjadi di masyarakat.Â
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif karena sumber yang kami gunakan adalah perkataan dari Satria sendiri yang diuangkap olehnya di salah satu podcast youtube saat diundang oleh Samuel Christ.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H