Mohon tunggu...
Kei Shinta
Kei Shinta Mohon Tunggu... karyawan swasta -

just ordinary girl lived by HIS grace. If you want to know about me, please find me at http://about.me/keishinta

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Biaya hidup di Swiss (Menghitung Biaya Liburan di Swiss)

18 Agustus 2011   06:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia, 14 Agustus 2011 Postingan ini saya persembahkan kepada para pembaca yang ada minat dan rencana untuk berlibur ke Swiss, semua data ini dibuat berdasarkan data dari pengalaman saya sendiri pada tanggal 3 – 17 September 2010. Jadi tepat atau cocok untuk digunakan sebagai acuan saya serahkan kepada masing-masing pembaca dan mudah-mudahan sedikitnya ada gambaran yang bisa dijadikan perbandingan data bagi para pembaca yang berniat akan mengadakan liburan ke Swiss. Swiss…. apa yang menarik dari negara ini sehingga saya menjatuhkan pilihan pada negara ini ?? mmmm faktor utama memang karena saat itu saya mempunyai teman dekat di sana hehe  , tapi jangan salah,, justru saat kaki saya menapak di Bandara Zurich, bahkan sampai saya kembali ke Jakarta pun saya sama sekali tidak menghubungi dia. Entah kenapa, LIST ITINERARY saya LEBIH PENTING daripada bertemu dia, bahkan saat dia meminta untuk bertemu sekali pun saya punya SEGUDANG ALASAN untuk menghindar hehe 

:P
:P
. Cerita-cerita teman saya ini, tentang kotanya yang nyaman, aman, sejuk dan bersih membuat saya tertarik untuk membuktikannya ditambah SWISS merupakan PUSAT COKELAT !! Yummm,, cokelat adalah favorit saya selain es krim. Bermodal sedikit info dari teman dekat ini yang bahasa Ingrisnya yang ga lebih bagus dari saya – hehe nyombong dikit ahhh- saya tahu kalo bahasa yang dipakai di Swiss itu ada 4 (empat) bahasa, itu karena Swiss berbatasan dengan 4 (empat) negara tersebut, yaitu Perancis, Italia, Rumania dan Jerman. Tapi untuk penduduk asli Swiss sendiri sebenarnya mereka menggunakan bahasa yang mungkin agak susah untuk dimengerti bahkan untuk orang yang mengerti bahasa Jerman sekalipun, mereka menyebutnya dengan Swiss-Jerman, bahasa ini dipergunakan dalam percakapan mereka sehari-hari. Jadi yang mengerti bahasa Inggris hanya sedikit orang yang bisa dikatakan kalangan anak muda atau yang duduk di bangku pendidikan karena bahasa Inggris dipelajari di sana. Oke, meski saya buta bahasa Jerman dan saya berniat melakukan petualangan seorang diri, setidaknya saya punya harapan terakhir yaitu teman dekat saya ini, jika nanti ada apa-apa mungkin saya akan meminta tolong kepadanya. Jadi… mantaplah tekad saya untuk berkelana seorang diri yayyyyy….. Susun strategi itu penting. Saya sudah membuat list tempat-tempat yang wajib dikunjungi, bahkan list untuk mengunjungi negara tetangga pun seperti Jerman dan Italia sudah saya masukkan juga. Pertama-tama saya booking tiket pesawat dan pilihan saya jatuh pada Qatar Airways seharga USD 1135, lalu untuk tempat tinggal, meski sang teman mengajak tinggal bersama, namun karena kita tidak sejenis dan saya lebih nyaman jika saya tinggal sendiri dan lebih punya privasi maka saya pun pesan hotel yang tidak jauh dari apartemen dia, yahhhh hanya 3 blok saja jaraknya. Hotel yang saya pesan namanya Aparthotel Familie Hugenschmidt yang ada di Zurich dengan rate CHF 100/malam. Setelah booking tiket pesawat dan hotel beres ditambah semua dokumen-dokumen penting pengajuan visa siap untuk diantar, saya menuju Kantor Kedutaan Swiss di Jakarta untuk mengajukan Visa berlibur saya, namun sebelumnya sengaja saya mampir ke sebuah kantor Tour dan Travel untuk mengurus travel asuransi dengan pertanggungan EURO 30,000 yang bisa melindungi perjalanan saya dari tanggal 3 – 17 September 2010 sebesar USD 50. Tiba di kantor kedutaan saya langsung memasukkan semua berkas yang sudah siap tersebut dan sambil menyerahkan terjadi wawancara antara saya dengan petugas dari kedutaan yang menanyakan sedikit kebenaran informasi yang saya tulis di form pengajuan visa juga alasan saya berlibur, selama beberapa hari, mempunyai teman, saudara atau keluarga di Swiss tidak, semua lengkap ditanyakan tanpa terkecuali. Ini mungkin karena saya baru pertama kalinya mengajukan pengajuan visa di Kedutaan Swiss ini, sehingga banyak hal-hal yang dipertanyakan. Selesai pertanyaan dan semua berkas sudah ditangan pihak petugas Kedutaan saya pun diharuskan membayar fee visa sebesar IDR 750,000 dan kemudian saya diberikan selembar kertas sebagai bukti pengambilan dokumen jika nanti visa saya disetujui. Di kertas tersebut tertulis saya harus kembali lagi 10 (sepuluh) hari kemudian. Sepuluh hari kemudian saya kembali ke Kedutaan Swiss dan hanya membawa selembar kertas yang diberikan pihak kedutaan waktu itu. Setelah saya menyerahkan kertas tersebut dan dilakukan pencarian data selama 5 (lima) menit, saya melihat paspor saya di tangan pihak kedutaan dan diserahkan ke saya. Saya buka lembaran tempat menaruh stiker visa dan saya melihat paspor saya sudah ditempel stiker visa dari Kedutaan Swiss. Artinya saya sudah legal untuk masuk ke negara tersebut. Yessss, saya pun pulang dengan gembira. Akhirnya, saat yang ditunggu tiba… Tanggal 3 September 2010 jam 18:05 WIB, Qatar Airways kelas ekonomi mengantar saya ke tujuan saya, Swiss. Berdasarkan jadwal yang ada saya pun tiba di Zurich keesokan harinya tanggal 4 September 2010 jam 7:50AM waktu setempat. Koper sudah di tangan dan proses imigrasi sudah beres saya mencari loket tiket kereta, karena saya bingung menggunakannya saya pun mencari kantor penjualan tiket kereta, dari Indonesia saya memang sudah bertekad untuk mengurus Swiss Pass saja supaya saya lebih mudah kemana-mana tanpa harus repot pesan tiket dulu melalui mesin tiket yang bagi saya ribet menggunakannya. Setelah mengatakan waktu libur saya kepada petugas penjual tiket, kemudian petugas itupun meminta saya membayar CHF 455 dan juga paspor saya. Transaksi pun selesai dan akhirnya Swiss Pass kelas dua di tangan. Tertera nama saya di sana juga waktu penggunaan dari tanggal 4 – 18 September 2010. Dengan adanya Swiss Pass tersebut, ada beberapa keuntungan yang di dapat, saya bebas mengunjungi banyak museum GRATIS dan juga saya bisa merasakan nikmatnya naik kapal laut mengelilingi Zurichsee dan Danau Luzern yang terkenal itu secara GRATIS pula. Yayyyyy. Oh ya, untuk biaya makan, saya makan di cafe-cafe pinggir jalan sambil duduk-duduk memperhatikan orang sekitar ataupun makan di kafe yang ada di stasiun sambil menikmati musik yang ada. Namun tidak jarang juga saya ambil yang praktisnya saja dengan hanya memesan burger di outlet Burger King di pinggir jalan atau di stasiun kereta. Rata-rata budget makan saya, CHF 30 – 50 setiap satu kali makan. Karena asik berjalan-jalan terus kadang saya hanya makan 2 (dua) kali saja. Untuk minum air putih GRATIS karena air keran di Swiss DAPAT DIMINUM LANGSUNG dan di beberapa objek – objek wisata di sediakan kran air jadi kita bisa minum GRATIS, cukup membawa botol sendiri dari rumah. Kalo bosan minum air putih, boleh beli minuman di lemari pendingin yang ada di pinggir jalan, cukup dengan memasukkan uang ke dalam mesin lemari pendingin tersebut. Biaya lain yang mungkin diperlukan adalah biaya untuk beli oleh-oleh. Kalo ini,, menurut saya butuh budget yang sangat besar terutama jika membeli brand-brand bermerek 
;)
;)
Jangan lupa baca juga beberapa postingan aku sebelumnya tentang liburan di Swiss ini yang bisa dijadikan masukan di :

Jadi, pilihan ada di tangan anda. Semoga postingan ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang Swiss. Salam, kei

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun