Mohon tunggu...
keisha syabila
keisha syabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Saya adalah mahasiswa dari program studi kesehatan masyarakat universitas airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Strategi Kesehatan Masyarakat dalam Menghadapi Lonjakan Kasus Demam Berdarah

17 September 2024   09:29 Diperbarui: 17 September 2024   09:42 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

KEISHA SYABILA FA'IZ/191241099
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Demam berdarah, sebuah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, telah menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat global, termasuk Indonesia. Penyakit ini tidak hanya menimbulkan gejala yang mengganggu, namun juga berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Tantangan dalam pengendalian demam berdarah sangat kompleks dan melibatkan berbagai faktor, mulai dari perubahan iklim hingga perilaku masyarakat. Salah satu tantangan utama dalam mengatasi demam berdarah adalah resistensi nyamuk terhadap insektisida. Penggunaan insektisida secara masif dan terus-menerus dalam upaya pembasmian nyamuk Aedes telah mendorong munculnya populasi nyamuk yang kebal. Hal ini membuat pengendalian vektor menjadi semakin sulit dan membutuhkan pendekatan yang lebih inovatif (Cakranegara 2021).

Perubahan iklim juga turut memperburuk situasi. Peningkatan suhu global dan pola curah hujan yang tidak menentu menciptakan kondisi yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes. Urbanisasi yang pesat juga menjadi faktor yang memperparah masalah. Pertumbuhan penduduk di perkotaan seringkali disertai dengan peningkatan jumlah tempat penampungan air yang tidak terawat, seperti bak mandi dan ban bekas. Tempat-tempat ini menjadi sarang bagi nyamuk Aedes untuk berkembang biak.

Selain faktor lingkungan, perilaku masyarakat juga berperan penting. Kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk menjadi kendala utama dalam upaya pengendalian. Kesehatan masyarakat memiliki tugas untuk merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan, dan memberantas penyakit, termasuk demam berdarah. 

Beberapa peran penting yang dilakukan oleh kesehatan masyarakat antara lain: (1) Penyuluhan kesehatan melalui berbagai media, kesehatan masyarakat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara mencegah demam berdarah, seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), menjaga kebersihan lingkungan, dan pentingnya segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala (Tarigan, Zulaiha, and Andika 2022); (2) Surveilans, melakukan pemantauan secara berkala terhadap kasus demam berdarah untuk mengetahui sebaran dan tren penyakit; (3) Pengendalian vektor, melakukan berbagai upaya pengendalian vektor, seperti fogging, pengabutan, dan penggunaan insektisida dengan pertimbangan yang hati-hati untuk menghindari resistensi nyamuk; (4) Kolaborasi dengan sektor lain, seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, untuk meningkatkan upaya pengendalian demam berdarah; (5) Pengembangan vaksin, mendukung penelitian dan pengembangan vaksin demam berdarah yang aman dan efektif (Putri and Hestiningsih 2021).

Dalam jangka panjang, upaya pengendalian demam berdarah harus terus ditingkatkan melalui penelitian yang lebih mendalam tentang biologi nyamuk Aedes, pengembangan metode pengendalian vektor yang lebih efektif, serta peningkatan kesadaran masyarakat. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, petugas kesehatan, dan masyarakat, diharapkan penyakit demam berdarah dapat dikendalikan dan dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dapat diminimalisir (Susilowati and Cahyati 2021).

Strategi Pencegahan Demam Berdarah. Untuk mencegah demam berdarah, masyarakat dapat melakukan beberapa hal berikut: 1) Memberantas sarang nyamuk: melakukan PSN secara rutin dengan cara menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, dan membuang barang bekas yang dapat menampung air. 2) Menggunakan repellent: menggunakan lotion atau semprotan anti nyamuk. 3) Menjaga kebersihan lingkungan. 4) Segera cari pertolongan medis: jika mengalami gejala demam berdarah, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.

KATA KUNCI: Demam, Kesehatan, Pengendalian, PSN, Urbanisasi.

DAFTAR PUSTAKA
Cakranegara, Joshua Jolly Sucanta. 2021. "Upaya Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Indonesia (2004-2019)." Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya 7(2):281--311. doi: 10.36424/jpsb.v7i2.274.
Putri, Alifia Adfriska Puspita, and Retno Hestiningsih. 2021. "Literature Review: Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pencegahan Dan Pengendalian Kejadian Demam Berdarah Dengue." Ilmiah 11(2):47--58.
Susilowati, Ita, and Widya Hary Cahyati. 2021. "Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD): Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokarto." Indonesian Journal of Public Health and Nutrition 1(2):244--54.
Tarigan, Edikin Muli Endang, Rini Zulaiha, and Rosmaladewi K. Andika. 2022. "Demam Berdarah Dengue (DBD): Determinan, Epidemiologi Dan Program Penanggulangannya Di Indonesia (Literatur Riview)." Epidemiolog.Id 2:1--23.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun