Di tengah tekanan hidup yang semakin kompleks, terutama bagi remaja yang berada dalam fase transisi, kesehatan mental menjadi aspek yang sangat penting. Masa remaja penuh dengan tantangan, mulai dari tuntutan akademik, tekanan sosial, hingga perubahan emosional. Sayangnya, kemampuan untuk mengelola diri dalam menghadapi berbagai tekanan ini sering kali belum matang pada usia tersebut. Hal ini menyoroti betapa pentingnya manajemen diri sebagai fondasi untuk menjaga kesehatan mental remaja agar mereka bisa tumbuh dengan lebih baik.
Sayangnya, banyak remaja yang belum memiliki keterampilan manajemen diri yang cukup baik. Misalnya, mereka mungkin kesulitan mengatur waktu belajar, merasa kewalahan oleh tekanan sosial di media sosial, atau tidak tahu bagaimana mengekspresikan emosi dengan cara yang baik. Akibatnya, beberapa remaja biasanya melampiaskan stres melalui perilaku negatif seperti menarik diri dari lingkungan sosial, perilaku impulsif, atau bahkan beralih ke zat adiktif sebagai pelarian.
Melampiaskan stres melalui perilaku negatif dapat memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang yang serius bagi remaja. Menarik diri dari lingkungan sosial dapat menyebabkan isolasi hingga dapat memperburuk kondisi mental. Hal ini dapat mengarah pada perasaan kesepian dan depresi, yang semakin memperburuk situasi mereka. Selain itu, perilaku impulsif yang muncul akibat stres bisa mengakibatkan keputusan yang merugikan, seperti keterlibatan dalam aktivitas berisiko, yang dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental remaja.
Disisi lain, penggunaan zat adiktif sebagai pelarian dari stres dapat menciptakan siklus ketergantungan yang sulit dihentikan. Zat-zat ini mungkin memberikan kelegaan/kepuasan sementara, tetapi sering kali memperburuk kondisi, seperti kecemasan atau depresi. Akibatnya, remaja yang terjebak dalam perilaku ini dapat mengalami penurunan prestasi akademik, hubungan yang buruk dengan teman dan keluarga, serta masalah hukum. Jika tidak ditangani, dampak jangka panjang dari perilaku ini bisa sangat merugikan, menciptakan tantangan yang lebih besar di masa dewasa.
Manajemen diri yang baik dapat membantu remaja mengembangkan kebiasaan yang lebih sehat, seperti mengatur waktu dengan bijak, mengelola ekspektasi diri, serta berkomunikasi secara efektif ketika menghadapi masalah. Selain itu, keterampilan ini juga mendorong remaja untuk mengenali tanda-tanda stres atau kelelahan mental lebih awal dan mencari dukungan jika diperlukan. Dengan demikian, membangun keterampilan manajemen diri sejak remaja akan memberi dasar yang kuat bagi kesehatan mental yang lebih stabil di masa yang akan datang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H