Dusun Gebang, kel. Wedomartani, kec. Ngemplak. Sebuah desa kecil di pinggiran Kota Sleman. Berbatasan langsung dengan Stadion Maguwoharjo, yang hanya dipisahkan oleh sebuah sungai kecil. Berdiri sebuah candi yang menjadi cikal bakal nama dusun tersebut. Menurut Wikipedia candi yang bernama Gebang tersebut merupakan candi Hindu yang sudah didirikan sekitar tahun 730-800 Masehi pada Wangsa Sanjaya. Pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh penduduk sekitar namun pada saat itu yang ditemukan hanya arca Ganeshanya saja. Hingga pada tahun 1937 sampai 1939 dilakukanlah pemugaran oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. sehingga candi tersebut dapat dilihat dan dinikmati sampai saat ini.
Berbeda dengan candinya, Dusun Gebang tergolong dusun yang masih cukup baru. Walaupun dusun ini sudah ada sejak lama, namun baru akhir-akhir ini perkembangannya begitu pesat terlihat, sehingga semakin banyak pula para pendatang yang datang untuk tinggal disana.
Bulan Ramadan ini menjadi kesan tersendiri bagi desa yang berisikan ratusan kepala keluarga tersebut. Hadirnya bulan yang hanya datang setahun sekali ini pun dimanfaatkan oleh segenap orang. Salah satu kegiatan yang cukup mencolok pada bulan ini adalah adanya kegiatan TPA atau Taman Pendidikan Al Quran. Tampak terlihat beberapa anak-anak bahkan remaja turut serta menyemarakkan kegiatan yang diadakan setiap sore itu.
Semangat menjalani bulan Ramadan pun dapat dilihat juga dari antusiasme dan keikutsertaan anak-anak dalam menghadiri kegiatan tersebut. Semangat mereka dalam mempelajari kitab suci umat islam tersebut sangat mencerminkan keberkahan salah satu bulan yang terbaik di agama Islam.
Pada momen kali ini penulis memiliki kesempatan untuk menemui dan mewawancarai anak-anak bahkan pengajar di masjid tempat mereka melakukan kegiatan belajar membaca Al Quran. Masjid yang menjadi pusat kegiatan keagamaan tersebut memiliki nama "Masjid Nurul Falaah."Â
Menurut Ibu Rohyati atau yang biasa dipanggil dengan sapaan Bu Yati selaku salah satu pengajar di TPA Masjid Nurul Falaah, kegiatan belajar mengaji Al Quran pada bulan Ramadan merupakan agenda rutin yang di adakan setiap memasuki bulan Ramadan. "Kegiatan belajar baca tulis Al Quran ini sudah di inisiasi sejak lama, dan bahkan menjadi agenda rutin setiap tahunnya selama bulan Ramadhan berlangsung." Ujar ibu yang sekaligus menjadi pengajar di TPA tersebut.
"Selain untuk mengisi waktu menjelang berbuka puasa, kegiatan belajar mengaji ini juga diperuntukkan agar mendapatkan keberkahan dan amalan di bulan yang suci, dan juga untuk menumbuhkan jiwa islami anak sejak usia dini." Lanjutnya.
Sedangkan untuk waktu pelaksanaanya sendiri Ibu Yati menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan setiap sore hari "dilakukan tiap hari dan waktunya setelah solat asar tepatnya jam 4." Imbuhnya singkat.
Dalam Kegiatan TPA tersebut anak-anak yang datang juga dari berbagai kalangan. Mulai dari balita, PAUD, TK, SD, dan bahkan para remaja juga turut serta terlihat membantu. "beberapa anak disini rata-rata masih SD sedangkan beberapa yang lainnya masih TK dan PAUD."
Walaupun kebanyakan diisi oleh anak-anak di bawah umur tetapi mereka masih terlihat tetap tenang dan ceria dalam mengikuti kegiatan ini. "Anak-anak disini cukup teratur dan manut, karena kami para pengajar biasanya juga didampingi oleh kakak-kakak yang umurnya jauh lebih tua dari mereka. Bahkan terkadang para orang tuanya pun juga ikut menemani." Jelasnya kembali.
Kecerian itu terpancar dari wajah anak-anak yang sangat gembira. Disisi lain bisa bertemu dan bermain bersama teman-temannya, mereka juga dibimbing oleh guru yang berkompeten. Sehingga tidak membuat mereka merasa takut. Seperti penuturan salah satu anak kecil bernama Raka yang saat ini masih duduk dibangku sekolah dasar, mengenai bagaimana perasaannya setelah mengikuti kegiatan ini, "Seru mas, gurunya baik, temannya banyak. Jadi bisa sekalian main. Hehehe." Ungkapnya sambil tertawa. Namun secara tiba tiba ada salah seorang anak yang 'nyeletuk' "Gampang dan enak mas, aku saja dari iqro 4 sudah sampai iqro 6. Ahahaha." Tuturnya dengan lagak bercanda. ternyata anak tersebut adalah Vino, salah seorang anak yang juga sama seperti Raka, masih duduk di bangku sekolah dasar.