Mohon tunggu...
Keisha Devana Sugiyanto
Keisha Devana Sugiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suka Barbie? Cari Tahu Pesan Tersirat Barbie 2023!!

24 September 2023   20:28 Diperbarui: 24 September 2023   23:18 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: freepik.com

Barbie merupakan karakter yang banyak dikenal oleh banyak orang dan disayangi oleh anak sampai orang dewasa. Dengan munculnya film Barbie pada tahun 2023 oleh Greta Gerwig relevansi Barbie mulai muncul lagi. Terutamanya dengan isi pesan yang tersirat dalam film tersebut yang berputar sekitar feminisme yang menyebabkan banyak reaksi publik yang baik dan buruk. Film tersebut bercerita tentang sejarah awal dari Barbie dan tujuan Barbie dibuat. Bahwa Barbie pada awalnya dibuat dengan tujuan untuk memberikan para wanita sebuah agensi dimana mereka dapat menjadi siapapun yang mereka inginkan, terutama dengan konteks karir. Yang berarti awal mula dari Barbie ini berakar dari beberapa kemiripan dari pergerakan sosial feminisme.

Disonansi kognitif adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana orang merasionalisasikan keputusan dan aksi kontradiktif di dalam pikiran mereka dan dirinya sendiri, dimana orang merasa tidak nyaman akibat kontradiksi tersebut. Disonansi kognitif bisa dikontribusikan secara besar dalam alam diri sendiri, seperti seseorang dikonfrontasikan oleh dilemma moral (Robert, H. Gass & John S, Seiter, 2018). Menurut Festinger (1957),

"people tend  to  seek  consistency  among  their cognitions, such as beliefs and opinions. A cognitive system is defined as a complex, interacting set of beliefs, attitudes, and values that affect and are affected by behavior" (Littlejohn & Foss, 2008).

Yang berarti orang biasanya mencari konsistensi dalam kognisinya yaitu kepercayaan dan opini mereka. Selain itu yang dimaksud dari sistem kognitif adalah sebuah kumpulan kepercayaan, sifat, dan nilai-nilai yang interaktif dan memiliki efek kepada perilaku kita. Teori ini dapat termanifestasi dalam sehari-hari dalam bagaimana orang memutuskan untuk memilih calon presiden dalam pemilu atau bahkan tentang sebuah pesan dalam film yang ditangkap oleh target audience-nya.

Salah satu contoh lainnya yang muncul adalah film Barbie, dimana di salah satu adegan filmnya Barbie berusaha untuk merubah mindset dari Barbie yang telah di-brainwash oleh para Ken dalam film tersebut. Agar seseorang sadar bahwa mereka tertindas dari patriarki, sekelompok Barbie dan Gloria(salah satu karakter temannya Barbie) melakukan sebuah pidato untuk mereka semua yang menyimbolkan cara memunculkan disonansi kognitif dalam cara pikir orang yang tertindas dengan memunculkan ide dan dilemma moral terhadap posisi dirinya dengan para Ken. Cara film ini mengkomunikasikan simbolisasi ini adalah penggambaran Barbie yang ter-brainwashed yang sangat turut terhadap para lelaki tanpa mengerti mengapa mereka hanya ingin untuk membuat para Ken senang.

Walaupun awalnya di film Barbie ini dunianya beroperasi dalam matriaki. Posisi Barbie brainwashed ini ada di kultur dimana patriarki adalah hal yang normal dan diterima oleh dunia Barbieland. Maka tanpa ada pidato Gloria, Barbie-barbie ini tidak akan memiliki kejadian disonansi kognitif, karena kultur mereka tidak menatapi sebuah oposisi. Hal ini harusnya mencerminkan banyak wanita yang masih hidup dalam sistem patriarki yang opresif. Dimana persepsi realita mereka tidak berubah. Terutama hal ini menunjukkan bagaimana media pada masa lalu selalu menggambarkan perempuan tanpa agensi dan selalu turut. Maka butuh kesadaran dari ide yang kontradiktif dari akar kepercayaan diri sendiri yang menyebabkannya untuk akhirnya sadar. Film Barbie merupakan kritik terhadap masalah representasi media para perempuan. Salah satu adegan ini hanya satu dari contoh banyak dimana Barbie ini melakukan kritik dan menunjukkan pencerminan terhadap realita kehidupan wanita.

Simbolisasi ini kemudian termanifestasi dalam kehidupan sehari-hari dalam pergerakkan sosial, terutama feminisme. Yang berusaha untuk mengkomunikasikan susahnya hidup sebagai perempuan dan bekerja untuk melakukan empowerment terhadap wanita-wanita yang ter-brainwashed. Kesuksesan komunikasi pesan tersirat Barbie terhadap target audience-nya masih dapat diperdebatkan tetapi terkadang banyak orang yang melewati simbolisasi dari adegan Barbie tersebut. Dengan harapan ini memudahkan penggambaran disonansi kognitif dalam hal praktikal dan yang pernah dilihat banyak orang.

Daftar Pustaka

Gass, R. H., & Seiter, J. S. (2018). Persuasion: Social Influence and Compliance Gaining. Routledge.

Littlejohn, S. W., & Foss, K. A. (2008). Theories of Human Communication. In Theories of Human Communication.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun