Penyakit cacar monyet, yang lebih dikenal dengan istilah monkeypox, adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus monkeypox (MPXV). Penyakit ini umumnya menyerang hewan pengerat seperti tikus, monyet, serta primata, sehingga dapat disimpulkan bahwa cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia. Virus ini termasuk dalam keluarga yang sama dengan virus variola, penyebab cacar. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Kongo dan sejak itu menjadi endemik di wilayah Afrika, terutama di Afrika Tengah dan Barat.
Cacar monyet memiliki gejala awal yang dapat diklasifikasikan menjadi gejala umum dan gejala khusus. Gejala umumnya meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan, dan menggigil. Sedangkan gejala khususnya mencakup munculnya ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam ini biasanya muncul 1 hingga 4 hari setelah demam mulai terjadi. Gejala cacar monyet berlangsung selama 2 hingga 4 minggu, dengan masa inkubasi 3 hingga 17 hari setelah terpapar.
Sebagai penyakit endemik, cacar monyet mulai menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, sejak tahun 2022 dan terus berlanjut hingga saat ini. Hingga 17 Agustus kemarin, Kementerian Kesehatan Indonesia mengonfirmasi adanya 88 kasus cacar monyet yang tercatat sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Kasus-kasus ini tersebar di berbagai wilayah, dengan 59 kasus di DKI Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 kasus di Banten, 3 kasus di Jawa Timur, 3 kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 1 kasus di Kepulauan Riau. Meskipun jumlah kasus ini relatif rendah, cacar monyet tidak boleh dianggap remeh karena proses penyebarannya yang cepat dan mudah, mampu menyebabkan komplikasi lanjut serta ruam yang ditimbulkan dapat meninggalkan bekas.
Penyebaran cacar monyet dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori: penularan dari manusia ke manusia, dari hewan ke manusia, dan melalui mobilisasi nasional dan internasional. Penularan dari manusia ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan ruam atau cairan tubuh penderita cacar monyet. Penyebaran ini juga dapat terjadi melalui barang yang telah disentuh oleh penderita, droplet pernapasan, atau melalui hubungan seksual. Penularan dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui gigitan, cakaran, konsumsi daging hewan yang terinfeksi, atau produk kulit hewan yang terkontaminasi virus cacar monyet. Sementara itu, penyebaran melalui mobilisasi merupakan sebuah hipotesis, namun tidak dapat dikesampingkan.Selain itu, perjalanan nasional maupun internasional oleh seseorang yang telah berkontak fisik dengan penderita atau yang membawa virus tanpa menunjukkan gejala, serta pengiriman hewan atau produk yang terkontaminasi, dapat menjadi media penyebaran virus cacar monyet.
Upaya pencegahan dan perlindungan diri sangat penting untuk menghindari penyakit cacar monyet. Mengingat bahwa kontak merupakan salah satu media penyebaran utama, penting untuk menjaga jarak dari hewan maupun manusia, terutama yang sedang sakit. Selain itu, mencuci tangan secara rutin merupakan langkah penting untuk menjaga kebersihan, karena tangan seringkali bersentuhan dengan berbagai permukaan yang berpotensi terkontaminasi virus. Masyarakat perlu meminimalisir perjalanan ke luar kota atau luar negeri kecuali ada keperluan mendesak. Kita juga perlu untuk menjaga kesehatan tubuh melalui konsumsi makanan bergizi dan melakukan olahraga secara teratur. Pemerintah merekomendasikan vaksinasi cacar air, mengingat bahwa virus cacar air dan cacar monyet berasal dari kelompok virus yang sama. Oleh karena itu, vaksin cacar dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.
Kata Kunci : Cacar, Hewan, Manusia, Monyet, Virus
Sumber referensi
Â
Mayo Clinic, 2024. What is mpox, previously called monkeypox, how does it spread and how can it be prevented, https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infectious-diseases/expert-answers/monkeypox-faq/faq-20533608 [online]. (Diakses tanggal 22 September 2024).
Rokom and Tarmizi, M.Epid, Dr.S.T, 2024. 88 Kasus Konfirmasi Mpox di Indonesia, Seksual Sesama Jenis Jadi Salah Satu Penyebab, https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240818/1546252/88-kasus-konfirmasi-mpox-di-indonesia-seksual-sesama-jenis-jadi-salah-satu-penyebab/ [online]. (Diakses tanggal 22 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H