Mohon tunggu...
Keisha AuliaRahim
Keisha AuliaRahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Sejarah

Seorang Mahasiswi Pendidikan Sejarah yang sedang kalut menghadapi semester 5

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugu Muda Semarang Sebuah Kajian Peninggalan Sejarah

29 November 2022   00:40 Diperbarui: 29 November 2022   01:03 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Disusun oleh :

Keisha Aulia Rahim

Tugu Muda Semarang merupakan sebuah monument yang diperuntukan untuk mengenang peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang yang terjadi pada 15-19 Oktober 1945.  Monument ini di desain seperti lilin karena ingin menggambarkan semangat para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di bagian kaki-kaki monument, terdapat lima buah pilar penyangga yang bertujuan menggambarkan ke-5 sila Pancasila. Monumen ini terletak di Jalan Protokoler di Kota Sematang dan merupakan titik pertemuan antara Jalan Pemuda, Jalan Imam Bonjol, Jalan Dr.Soetomo dan Jalan Pandanaran. Lokasi monument ini merupakan tempat terjadinya Pertempuran Lima Hari. Monumen ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1953.

Pertempuran lima hari merupakan perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang pada 14 Oktober 1945. Pertempuran dipicu dengan kaburnya tawanan Jepang. Pada pukul 06:30 WIB, pemuda-pemuda rumah sakit mendapat instruksi untuk mencegat dan memeriksa mobil Jepang yang lewat di depan RS Purusara. Mereka menyita sedan milik Kempetai (Satuan polisi militer Jepang ) dan merampas senjata. Sore harinya, para pemuda ikut aktif mencari tentara Jepang dan menjebloskanya ke Penjara Nulu (Sekarang LP Wanita Bulu, Kota Semarang). Sekitar pukul 18.00 WIB, pasukan Jepang bersenjata lengkap melancarkan serangan mendadak sekaligus melucuti delapan anggota polisi istimewa yang waktu itu sedang menjaga sumber air minum bagi warga Semarang yakni Reservoir Siranda di Candilama. Kedelapan anggota polisi istimewa itu disiksa dan dibawa ke markas Kidobutai di Jatingaleh. Sore itu juga tersiar kabar tentara Jepang menebarkan racun ke dalam reservoir itu. Rakyat pun menjadi gelisah. Sebagai kepala RS Purusara Dokter Kariadi berniat memastikan kabar tersebut. Selepas maghrib, ada telepon dari pimpinan Rumah Sakit Purusara, yang memberitahukan agar dr. Kariadi, Kepala Laboratorium Purusara segera memeriksa Reservoir Siranda karena berita Jepang menebarkan racun itu. Dokter Kariadi kemudian dengan cepat memutuskan harus segera pergi ke sana. Suasana sangat berbahaya karena tentara Jepang telah melakukan serangan di beberapa tempat termasuk di jalan menuju ke Reservoir Siranda.

Tugu muda yang berbentuk lilin terkandung makna didalamnya. Hal tersebut menggambarkan semangat juang dari para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang terus berkobar takkan pernah padam. Berbentuk segi lima, Tugu Muda ini terdiri dari tiga bagian yaitu kepala, badan dan landasan. Secara keseluruhan, tugu muda ini terbentuk dari batu. Lalu, di sekitar tugunya terdapat kolam hias dan taman yang mengelilingi tugu muda tersebut. Hal ini bertujuan untuk memperkuat kesan tugu. Terdapat juga pohon cemara di taman yang dibuat. Kemudian adanya duplikasi dari senjata bambu runcing yang berdiri tegak berjajar berjumlah lima buah sebagai simbol dari pertempuran lima hari di Semarang. Pada bagian landasan tugu, terdapat relief dengan lima buah sangga pilar, hal ini bermaksud seperti lambang Pancasila.

Pada relief, terkandung makna atau cerita di dalamnya berikut penjelasannya:

  • Relief Hongerodeem 

Menceritakan tentang kehidupan rakyat Indonesia pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang yang sangat menderita dan tertindas

  • Relief Pertempuran

Menceritakan tentang betapa besar gelora semangat keberanian para pemuda Semarang dalam mempertahankan kemerdekaan.

  • Relief Penyerangan

Menceritakan tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak penjajahan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

  • Relief Korban

Menceritakan bahwa dalam peretempuran Lima Hari di Semarang, banyak rakyat yang menjadi korban

  • Relief Kemenangan

Menceritakan tentang hasil jerih payah dan pengorbanan

Demikian penjelasan rinci mengenai Tugu Semarang yang bisa bermanfaat bagi kita untuk memperluas wawasan kita mengenai sejarah Indonesia, meningkatkan rasa cinta tanah air kita sebagai rakyat Indonesia serta mengedukasi kita sebagai bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun