Mohon tunggu...
Keira Tasmiah
Keira Tasmiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FKM Unair

UA 24

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Tenaga Kesehatan Masyarakat dalam Memberantas Penyakit Demam Berdarah

18 September 2024   20:55 Diperbarui: 18 September 2024   20:57 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat sebab tingkat penyebarannya yang masih tinggi di antara negara-negara Asia Tenggara terutama Indonesia. Pada 26 Maret 2024, kasus DBD di Indonesia dilaporkan mencapai 53.131 kasus. Sementara itu, kasus kematian akibat DBD dilaporkan mencapai 404 korban jiwa. Nyamuk Aedes menyukai iklim tropis dengan curah hujan tinggi serta suhu panas dan lembap. Ketika nyamuk Aedes Aegypti menggigit manusia, virus akan masuk ke dalam tubuh manusia. Melalui gigitannya, nyamuk Aedes Aegypti dapat membawa dan menyebarkan virus dengue, virus zika, dan virus chikungunya. Virus tersebut kemudian mengakibatkan tubuh menjadi demam, ruam, nyeri otot dan nyeri sendi. Nyamuk Aedes Aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.

Pada beberapa kasus khususnya yang tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius hingga kematian. Gejala utama penyakit DBD meliputi demam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 39 derajat celsius. Demam ini berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Gejala lain yang biasanya terjadi adalah nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan, timbul bintik-bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam. Pada fase kritis penyakit ini, suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun penderita mungkin merasa seperti sudah sembuh. Namun, pada fase ini perlu waspada karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.

Ada bermacam kasus demam berdarah di lingkungan masyarakat akibat pencegahan DBD belum terlaksana secara maksimal. Sebab itu, dibutuhkan tenaga kesehatan masyarakat yang akan memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait upaya pencegahan, pengobatan, hingga pemulihan sehingga bisa menekan risiko terjangkit DBD. Dengan bantuan dan dukungan petugas kesehatan masyarakat, setidaknya bisa memengaruhi perilaku masyarakat untuk tanggap terhadap pencegahan dan penanganan DBD. Kesigapan petugas kesehatan bisa memengaruhi penurunan kasus Demam Berdarah Dengue, misal ketersediaan petugas lapangan yang memantau secara berkala.

Selain sebagai sumber informasi, peran petugas kesehatan juga turut andil membantu pelaksanaan pengendalian penyakit DBD. Petugas kesehatan membantu masyarakat menjalankan 3M Plus, yaitu Menguras tempat penampungan air. Menutup wadah- wadah penampungan air, dan Mengubur barang-barang bekas, serta menjaga kebersihan rumah, menggunakan lotion atau obat nyamuk, melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah, dan mengenakan pakaian tertutup serta pakaian berwarna terang. Gerakan PSN dilakukan dengan memotivasi masyarakat (keluarga dan pengelola- pengelola tempat-tempat umum) untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan jentik nyamuk Aedes Aegypti. Petugas kesehatan juga melakukan PJB (Pemeriksaan Jentik Berkala) di tempat-tempat umum lainnya dengan cara memeriksa semua tempat potensial perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

Peran tenaga kesehatan memotivasi, berkoordinasi, serta mengimplementasikan upaya-upaya yang dapat dilakukan dan berperilaku sehat agar masyarakat dapat mengikuti pelaksanakan penanggulangan DBD. Dengan demikian, peranan petugas kesehatan yang makin baik, tentu kesadaran masyarakat terkait bahaya demam berdarah dengue pun kian meningkat. Diharapkan masyarakat dan tenaga kesehatan masyarakat mampu berkerja sama untuk keberhasilan menanggulangi penyakit DBD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun