Kita mafhum bahwa menjadi baik adalah pilihan. Demikian pula bersikap buruk juga merupakan pilihan. Pilihan-pilihan inilah yang senantiasa berada di dalam kontrol masing-masing individu. Dengan bekal kebijaksanaan, tentu setiap individu akan mengambil pilihan yang bertanggung-jawab dan dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, produk yang baik akan lebih dipilih daripada produk sebaliknya. Yang menjadi pertimbangan pemilihan tidak hanya pemenuhan kebutuhan semata, melainkan aspek-aspek lain yang tak kalah signifikan: siapa produsen, lestari atau tidak, terlibat pembalakan liar atau pembakaran atau tidak. Kecenderungan yang lebih besar terhadap produk yang baik dengan sendirinya akan memaksa para produsen berusaha menjadi baik. Dan ini akan menjadi proses belajar yang terus-menerus berkesinambungan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H