Mohon tunggu...
Keilmuan Raushan Fikr
Keilmuan Raushan Fikr Mohon Tunggu... Editor - Bidang Keilmuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Raushan Fikr

Merawat Akal, Mempertajam Nalar, Ghirah Raushan FIkr

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

(Perempuan) Aku Canti Maka Aku Ada?

20 Februari 2022   21:29 Diperbarui: 20 Februari 2022   21:50 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Penulis : Ayu Nur Lailatul Fitri. Kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Raushan Fikr. Minggu, 20/2/2022. Sumber : Handphone

"Kamu itu sebenarnya cantik sih, tapi coba kamu pakai ini...."

Selama 23 tahun saya hidup, kalimat serupa di atas sudah sangat sering terdengar di telinga. Saya pun bukanlah satu-satunya perempuan yang mendapatkan kalimat tersebut. Pada kalimat diatas seakan akan mendoktrin perempuan untuk terus-menerus menambah kecantikannya sesuai dengan pandangan orang lain.

Perempuan itu sejatinya tidak pernah bebas. Sejak lahirpun sudah dibelenggu dengan berbagai stigma standart kecantikan masyarakat. Tak sedikit perempuan yang merasa insecure lalu melakukan diet, perawatan, dan hal lainnya demi mendapatkan pengakuan cantik dari masyarakat. Seperti yang telah dialami oleh teman saya, meskipun kalimat yang mereka dapatkan tidak serupa dengan yang saya dengar, tetapi cukup membuat ia stress. Ia mendapatkan perkataan itu di depan umum dan oleh temannya sendiri, hal itulah yang menjadikan ia tidak PD lagi dan melakukan segala perawatan wajah ini dan itu. Dalam satu bulan ia bisa mengabiskan setidaknya 500 ribu untuk mempercantik wajahnya.

Perempuan yang merasakan hal tersebut akan menghalalkan segala cara untuk memperoleh kecantikan sedemikian rupa. Ada yang melakukan perawatan di salon kecantikan, menggunakan skincare, bahkan operasi pelastik untuk menghasilkan kecantikan yang diinginkan, ada pula dengan cara suntik putih hanya karena mereka masih berpikir bahwa cantik itu harus putih. Seringkali kita bertanya-tanya, mengapa stereotip seperti ini tak kunjung musnah ? hal ini dikarenakan oleh pandangan superior perempuan Indonesia terhadap skin tone putih, salah satunya, masih mendarah daging.

Ketika saya bertanya kepada mereka yang melakukan hal itu, mengapa mereka rela menginvestasikan banyak uang hanya untuk melakukan hal tersebut, jawaban mereka yakni "ya biar kulitnya sehat terawat, dan lebih cantik", saya semakin bertanya "mengapa kamu pingin lebih cantik?".  Ia menjawab lagi "ya biar dapat jodoh, biar dapat kerja yang bagus, biar ga di kucilkan orang, dan itu semua naluri alami semua perempuan". Jika kita cermati lebih dalam, jawaban ini menyimpan makna yang sungguh mendalam. Nampak terjadi perseteruan antara keberuntungan dan perempuan cantik, seakan-akan hanya perempuan cantiklah yang dapat jodoh, hanya perempuan cantik yang mendapatkan pekerjaan yang bagus, dan hanya perempuan cantiklah yang dibangga-banggakan oleh masyarakat.

Pada kasus ini, banyak sekali pertanyaan mengapa perempuan harus cantik ? padahal, sejatinya perempuan itu takdirnya adalah cantik. Hanya saja, pendefinisian cantik setiap orang itu berbeda. Masyarakat hanya berfokus pada cantik itu hanya berdasarkan penampilan fisik atau tubuh saja. Padahal tidak !. Dinukil dari kompas.com, sebuah lembaga riset kecantikan menyatakan bahwa pada Mei 2017 lalu, dilakukan riset terhadap 1200 orang tentang definisi kecantikan dalam ranah brain, beauty, dan behavior.  Hasilnya, lebih dari 40% mendefinisikan cantik itu dalam ranah beauty (kondisi fisik). sekitar 14,8% yang mendefinisikan cantik yang dilihat dari sudut pandang behavior (prilaku dan kepribadian yang menarik). Ditambagh dengan 9,5% menyatakan bahwa seseorang bisa disebut cantik jika ia ramah.

Hanya 6,1% yang menyatakan cantik dari brain, yakni yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi. Hasil survei ini tentu masuk akal, mengingat kesan pertama memang tertuju pada fisik, sehingga untuk mendapat kesan 'cantik', orang akan menilai dari fisik. Setelah mengenal lebih jauh, barulah terlihat bagaimana kepribadian dan kemampuan intelektualnya. Jadi, kembali lagi, perbincangan tentang cantik secara umum pasti tentang fisik.

Pada kenyataannya perempuan akan terlihat cantik saat ia percaya diri. Ia merasa nyaman saat memakai sesuatu serta tidak memaksa diri melakukan hal yang tidak disukai. Semuanya berjalan secara alami dan tidak dibuat-buat. Jadi, standar cantik itu tidak melulu perihal pemakaian krim, sabun wajah dan make up. Jangan sampai terlena mempercantik fisik tetapi lupa mempercantik yang ada di dalam (brain and behavior). Percayalah, tidak ada orang yang membenci perempuan cerdas yang akhlaknya baik, tutur katanya santun, dan sikapnya sopan. Meski fisikmu dianggap kurang cantik (apalagi kalau dari sononya sudah cantik), kedua aspek itu akan memancarkan aura kecantikan yang tak kalah bersinarnya.

Orang bilang Beauty is Pain, Eka Kurniawan bilang Cantik Itu Luka, teman saya bilang menjadi cantik itu naluri semua perempuan. Semua perempuan berhak dipredikati cantik. Mereka juga punya hak yang sama untuk mempercantik diri. Jadi, sah-sah saja mengeluarkan uang untuk merawat diri dan membeli make up. Semuanya boleh, asal tidak berlebihan dan dipaksakan. Jika anda percaya cantik itu naluri, jangan pernah jadikan ia obsesi, yang akhirnya menyiksa diri anda sendiri. Merawat diri adalah sebuah keharusan. Itu bentuk perwujudan syukur atas nikmat Tuhan. Saya yakin semua pria pasti suka wanita yang cantik. Karena cantik itu relatif, maka tak perlu memaksa diri untuk menggapai standar kecantikan. Ikuti saja naluri anda dan biarkan ia menuntun anda menuju kecantikan yang hakiki.

Penulis : Ayu Nur Lailatul Fitri

Editor : Bidang Keilmuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Raushan Fikr

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun