Mohon tunggu...
Keira A. Ang
Keira A. Ang Mohon Tunggu... Penulis - Buat tugas sekolah

Hi, I'm Tired

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

The Black Plague: Wabah Eropa yang Mengubah Sejarah

1 April 2020   11:11 Diperbarui: 1 April 2020   11:16 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekarang, dunia ini sedang terjangkit oleh virus corona, lebih tepatnya disebut sebagai virus COVID-19. Oleh karena it, maka banyak sekali ativitas sehari - hari yang terdampak, karena kita mau tidak mau harus tinggal dirumah, menghindari kontak dengan orang lain sebisa mungkin. Namun sebenarnya, hal yang mirip sudah pernah terjadi di masa lalu, bahkan menjadi asal dari karantina dan social distancing.

Nama kejadian ini mungkin tidak asing lagi bagi kalian, namun nama kejadian ini adalah The Black Plague, alias wabah pes, yang merupakan pandemik skala besar pada abad ke-13 di Eropa serta Asia, dengan puncaknya diantara tahun 1347-1351. Meskipun tidak diketahui secara pasti, namun sangat besar kemungkinannya, bahkan nyaris pasti, bahwa penyakit yang merajalela pada saat itu adalah penyakit pes, berdasarkan oleh temuan para ilmuwan serta sejarawan yang meneliti kejadian ini.

Jadi, apakah sebenarnya itu pes? Penyakit pes adalah penyakit yang disebabkan oleh Yersinia pestis, sebuah bakteri yang disebarkan oleh kutu yang biasanya hinggap di tikus-tikus. Bakteri ini ditemukan oleh seorang ilmuwan yang bernama Alexandre Yersin, yang pada saat itu sedang meneliti epidemi penyakit tersebut di Cina pada abad ke-19, dan juga merupakan asal nama bakteri tersebut.

Gejala-gejala dari pes ada beberapa, yang paling gampang dikenali adalah pembengkakan kelenjar getah bening, khususnya di daerah dekat kemaluan, leher, dan ketiak. Jika pembengkakan ini dibuka, maka akan mengeluarkan darah & nanah. Para korban juga mengalami demam parah, muntah darah, dan juga kemungkinan memiliki bekas gigitan kutu berupa bintik-bintik.

Berdasarkan hasil temuan & penelitian, Yersinia pestis berasal dari Cina, namun jejaknya juga ditemukan di makam Swedia yang diperkirakan berasal dari tahun 3.000 SM. Sebelum mencapai Konstantinopel, pes berhasil membunuh sekitar 25 juta orang di Asia. Penyakit ini kemungkinan besar disebarkan ke Eropa oleh pedagang-pedagang asal Genoa, yang sering berlayar ke berbagai tempat.

Konon, ada sebuah kota di Krimea bernama Kaffa, yang sedang dikepung oleh tentara Mongolia. Mereka kemudian menyerang kota tersebut dengan melemparkan mayat-mayat tentara yang sudah mati karena penyakit pes, dan akibatnya bakterinya tersebar. 

Para pedagang Genoa yang kebetulan berada di sana pun kabur, kembali ke Italia dan mendarat di pelabuhan, menyebarkan penyakit tersebut di Eropa. 

Pada saat itu, banyak orang tidak menyadari pentingnya menjaga kebersihan, sehingga banyak sekali tikus-tikus pembawa kutu yang berkeliaran, menyebarkan penyakit itu dimana-mana.

Wabah pes ini bisa dibilang mengubah sejarah dunia, dengan membunuh sekitar 30-60% dari penduduk Eropa pada puncaknya, yaitu dari tahun 1347 sampai 1351. Sekitar 75-200 juta penduduk Eurasia mati sebagai akibatnya, menurunkan populasi dunia dari sekitar 475 juta menjadi sekitar 350-375 juta orang di abad ke-14.

Banyak orang yang juga mempercayai bahwa penyakit ini adalah hukuman Tuhan, dan mencambuk dirinya sendiri di jalan untuk meminta pengampunan, dan ada juga kalangan yang menyalahkan serta membunuhi kaum Yahudi, membuat yang bertahan kabur ke daerah Eropa Timur.

Sebenarnya, wabah ini tidak pernah benar-benar hilang, sampai pada awal abad ke-20, dimana orang-orang akhirnya mulai mengerti tentang kebersihan serta penyebaran penyakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun