Mohon tunggu...
Kehati Maos 2024
Kehati Maos 2024 Mohon Tunggu... Editor - -

-

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pusat Konservasi Penyu Pantai Sodong : Model Keberhasilan Konservasi dan Ekowisata di Cilacap

22 Agustus 2024   09:15 Diperbarui: 22 Agustus 2024   09:17 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pusat Konservasi Penyu Pantai Sodong dikelola oleh Kelompok Konservasi Penyu Nagaraja yang resmi didirikan sejak 15 Oktober 2019. Tujuan kelompok tersebut untuk melindungi penyu secara berkelanjutan melalui pendekatan konservasi berbasis masyarakat. Gerakan ini dimulai oleh kelompok masyarakat bersama Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos melalui Program Keanekaragaman Hayati pada tahun 2019, yang kemudian membangun kawasan konservasi di dekat Pantai Sodong. Dengan luas area 2.440 m persegi, pusat konservasi ini dilengkapi dengan fasilitas bak penampungan untuk pembesaran penyu dan karantina indukan, mendukung upaya pelestarian spesies penyu yang dilindungi.

Hingga saat ini, data tahun 2024 menunjukkan bahwa sebanyak 509 tukik telah dilepasliarkan untuk mendukung regenerasi populasi penyu di alam liar. Selama periode 2019-2024, total 813 tukik berhasil dilepasliarkan, meningkat dari hanya 32 tukik di tahun 2019. Kenaikan ini mencerminkan semangat kelompok dalam menjalankan konservasi penyu. Kinerja kelompok sangat layak diapresiasi atas usaha konservasi yang telah dilakukan. Akan tetapi, asas keberlanjutan program tetap harus diperhatikan. Pelaksanaan kegiatan konservasi penyu di Pantai Sodong juga tidak terlepas dari berbagai hambatan, salah satunya tentang cara melaksanakan program yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar secara berkelanjutan.

Kegiatan Pelepasliaran Penyu Lekang di Area Konservasi
Kegiatan Pelepasliaran Penyu Lekang di Area Konservasi

Pengelola Konservasi Penyu bersama PT Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal Maos berfokus pada upaya mengembangkan eduwisata penyu yang melibatkan masyarakat setempat. Program ini dirancang dengan melibatkan banyak pihak sebagai pemangku kepentingan, baik dalam hal penerimaan maupun pemberian manfaat. Selain bertujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya konservasi penyu, inisiatif ini juga diharapkan dapat mendukung perekonomian lokal dengan menarik lebih banyak pengunjung. Melalui keterlibatan komunitas lokal dalam eduwisata, peluang kerja baru dapat tercipta dan pendapatan berkelanjutan dapat meningkat. Selain itu, program ini akan mendukung pertukaran pengetahuan antara peneliti, pengelola konservasi, dan masyarakat, sehingga memperkuat upaya pelestarian lingkungan dan meningkatkan dampak positif dari konservasi.

Program ini juga mencakup inovasi dalam teknik penetasan dan pemeliharaan tukik. Masyarakat sekitar Pantai Sodong memiliki kebiasaan menjual dan mengonsumsi telur penyu, yang dipercaya memiliki khasiat afrodisiak serta meningkatkan vitalitas. Untuk melindungi telur penyu, penetasan dilakukan secara semi-alami dengan memindahkan telur ke lokasi yang diawasi oleh pengelola, sehingga meningkatkan keamanannya selama proses penetasan. Tantangan utama dalam konservasi penyu adalah pencurian telur. Pengelola telah memberikan kompensasi kepada masyarakat dan nelayan yang menemukan telur penyu agar diserahkan ke penangkaran, meskipun nilainya masih di bawah harga pasar telur penyu.

Lokasi penetasan Pantai Sodong dipilih dengan sangat strategis, berjarak sekitar 80 meter dari garis pantai. Posisi ini memungkinkan suhu dan kelembaban sarang buatan tetap optimal, mendekati kondisi lingkungan alami yang diperlukan untuk penetasan telur penyu. Pusat konservasi memanfaatkan teknologi mesin penetas yang menjaga suhu di bawah 29°C, bertujuan meningkatkan jumlah tukik jantan yang menetas. Pendekatan semi-alami ini menjadi bagian penting dalam strategi konservasi, dirancang untuk meningkatkan keberhasilan penetasan dan memperkuat populasi penyu di kawasan tersebut.

Langkah-langkah konservasi penyu di Pantai Sodong telah memberikan dampak positif yang besar bagi kelestarian penyu dan ekosistem pantai dalam jangka panjang. Upaya ini juga mendukung pengembangan Pantai Sodong sebagai tujuan ekowisata yang menarik dan berkelanjutan. Program konservasi penyu tidak hanya berfokus pada perlindungan spesies yang terancam punah, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian lokal melalui pariwisata berbasis alam. Dengan menarik wisatawan yang ingin belajar tentang penyu dan menikmati keindahan pantai, upaya ini juga mempromosikan kesadaran lingkungan dan mendukung kegiatan ekonomi yang ramah lingkungan. Melalui integrasi antara konservasi dan pariwisata, Pantai Sodong berhasil menciptakan model keberlanjutan yang menguntungkan bagi komunitas lokal dan lingkungan sekitarnya.

Aktivitas seperti pelepasan tukik dan metode penetasan semi-alami telah menjadi daya tarik utama bagi pengunjung serta memberikan manfaat finansial bagi pengelola. Program adopsi dan donasi yang ada juga berperan penting dalam mendukung operasional kegiatan konservasi. Upaya untuk menjadikan Penangkaran Penyu Pantai Sodong sebagai pusat pendidikan lingkungan menunjukkan hasil yang positif. Dengan berbagai atraksi yang ditawarkan, kawasan ini terbukti layak sebagai destinasi eduwisata. Tingginya minat dari perguruan tinggi dan lembaga pendidikan anak usia dini menandakan bahwa banyak pihak yang tertarik untuk mengintegrasikan pembelajaran langsung dengan program konservasi.

Namun, untuk lebih mengembangkan aspek penelitian, pengelola menghadapi tantangan besar, terutama terkait dengan fasilitas yang terbatas. Kebutuhan akan shelter untuk peneliti, ruang kerja, dan pos pengamatan yang memadai sangat penting untuk memastikan penelitian berjalan efektif. Peningkatan fasilitas ini akan memperkuat kualitas penelitian di Pantai Sodong dan memperkokoh posisinya sebagai pusat penelitian dan edukasi lingkungan yang terkemuka. Selain itu, investasi dalam pengembangan fasilitas penelitian dapat menarik lebih banyak kolaborasi dari institusi akademik dan lembaga riset, yang akan memperluas dampak dan manfaat dari program konservasi penyu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun