Adegan drama lainnya ketika Radit merasa cemburu saat Jani bertemu dengan teman SMAnya, pada saat itu Radit marah dan membuang jam hasil curian yang rencanannya akan dijual, kemudian Radit pergi meninggalkan Jani sendirian.
Adegan Romance dalam film ini digambarkan dari dialog, misalnya panggilan "bodoh" atau panggilan "i love you" yang sering dilontarkan oleh keduanya memperlihatkan mereka berdua saling mencintai.
Adegan Romance lainnya diperlihatkan ketika Radit membeli dan menyuapi makanan kepada Jani yang sedang hamil.
Setiap film mempunyai sebuah paradigma atau sudut pandang yang bisa dikaji dan dianalisis untuk mengetahui pesan yang disampaikan dari sebuah film yang ditonton, paradigma terbagi menjadi empat bagian, yang pertama adalah paradigma Fungsionalisme, Empirisme, Fenomenologi, dan terakhir adalah Paradigma Kritis.
Film Radit dan Jani menggunakan paradigma fungsionalisme, Paradigma Fungsionalisme dikembangkan oleh Robert Merton dan Talcott Parsons. Paradigma Fungsionalisme lebih mengutamakan keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat.
Paradigma ini melihat konflik dalam masyarakat terjadi karena tidak berfungsinya integrasi sosial dan keseimbangan, dan memandang harmoni dan integrasi sebagai fungsi yang mempunyai nilai tinggi dan harus ditegakkan, dan konflik harus dihindarkan.
Konflik Radit dan Jani dimulai dari orang tua Jani yang tidak merestui hubungan Radit dan Jani karena gaya hidup Radit yang dinilai kacau dan tidak punya masa depan, Jani yang sudah terlanjur cinta tidak mendengarkan orang tuanya dan tetap nekat menikah bersama Radit, konflik tersebut merusak harmoni antara Radit dan Jani, dan kedua orang tua Jani.
Konflik lainnya muncul ketika Jani bertemu dengan teman SMAnya di sebuah warung, Radit yang melihat pertemuan tersebut langsung overthinking dan menyudutkan Jani dengan berbagai macam tuduhan. Setelah menuduh Jani, Radit membuang barang hasil curian, tindakan tersebut membuat Jani marah dan Radit pergi meninggalkan Jani.
Produksi Radit dan Jani