Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah lembaga besar yang menaungi dunia sepak bola kita. Harapan para supporter dan segenap penggemar sepak bola, bertumpu pada lembaga ini.
Sayangnya, sebagai sebuah institusi besar, masih banyak sekali tugas yang perlu dikerjakan oleh PSSI, utamanya problem internal yang hingga saat ini masih menumpuk.
Jika kita petakan, setidaknya ada hal yang sangat urgen untuk dikerjakan. Sebagai misal, upaya “bersih-bersih” serta langkah transformatif yang sekiranya mampu membuat PSSI terhindar dari parasit yang merongrong lembaga tersebut.
“Bersih-Bersih” PSSI
Sepak bola kita, masih begitu dekat dengan perilaku picik semisal pengaturan skor dan pungli. Kita tahu bahwa lembaga manajemen sepak bola selain untuk mengurus perihal sepak bola, juga menjadi ladang basah bagi koruptor serta mereka yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya dari lembaga tersebut. Ini persoalan yang begitu mendesak dan memerlukan kebijakan segera.
Tindakan “bersih-bersih”, adalah hal awal yang paling mungkin untuk segera dikerjakan oleh PSSI. Lembaga ini butuh ketegasan serta integritas dari para pengurusnya untuk sama-sama menolak tindak picik seperti pungli dan pengaturan skor.
Sejatinya kasus-kasus semisal ini sudah banyak sekali terungkap ke publik. Namun, masih saja, persoalan hingga kini masih belum saja usai. Sebab langkah yang diambil juga belum menyentuh pada inti persoalan.
Upaya “bersih-bersih” di PSSI ini memang riskan, apalagi di tengah situasi di mana banyak sekali mafia bola yang diuntungkan dari situasi semula. Untuk itu kita memerlukan sosok pemimpin yang handal dan tak gentar untuk menumpas hal-hal yang dianggap merugikan maslahat.
Dalam hal ini nampaknya kita harus menyorot salah satu sosok: Erick Thohir.
Transformasi