Mohon tunggu...
dodik kusuma wardani
dodik kusuma wardani Mohon Tunggu... Administrasi - NPWP

menulis agar tetap belajar

Selanjutnya

Tutup

Financial

Tuturi, Cara Baru Jaga Stabilitas Keuangan

2 Agustus 2019   09:38 Diperbarui: 2 Agustus 2019   09:45 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi bukan lagi digenggaman, tapi sudah di ujung telunjuk jari kita. Kemudahan menjelajah pasar online dunia tanpa sadar membuat kita semakin konsumtif.

Tidak cukup itu saja, promo yang ditawarkan masing-masing market-place juga selalu membayangi, dan sungguh sayang untuk dilewatkan. Promo diskon, cashback, flash sale, gratis ongkir, bahkan baru-baru ini kita semakin dimanjakan dengan fitur baru, pay later. Ya, bisa dibilang kredit model baru lah.

Tak ayal jari-jari ini pun semakin lincah memasukkan barang-barang ke keranjang. "kan bisa dicicil, nol persen lho. Bisa kredit tanpa kartu kredit lho". 

Belum lagi dapat tawaran tambahan diskon apabila transaksi menggunakan e-money. Alih-alih ikut menjaga stabilitas keuangan nasional dengan transaksi non-tunai (cashless). Tetapi tanpa sadar kita digiring menjadi pribadi yang jauh lebih konsumtif.

Barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan pun turut terbeli. Katanya sih mumpung diskon. Kemudahan kredit dan pinjaman online membutakan mata dompet kita. Akhirnya manajemen keuangan kita amburadul. Tagihan pinjol (red: pinjaman online/fintech) sana-sini. pengeluaran jauh berkali-kali lipat dari penghasilan.

diTUTURI, dalam bahasa jawa berarti dinasehati. Saatnya memberi pencerahan kedalam diri kita masing masing dan kembali belajar prinsip kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.

"TUTURI". Akronim dari "TUnggu TUjuh haRI". pola baru yang efektif menjaga stabilitas keuangan pribadi kami. prinsipnya adalah setiap akan membeli barang, maka tunggulah dulu selama tujuh hari. fikirkan kembali. baru putuskan apakah anda perlu membelinya atau tidak. 

Pertimbangkan kembali :

  • Apakah barang tersebut benar-benar anda butuhkan?
  • Apakah anda membutuhkannya sekarang?
  • Apakah anda yakin belum punya barang yang serupa, atau memiliki fungsi yang sama? Sudah tidak asing lagi satu orang mempunyai handphone lebih dari satu. Padahal secara fungsi pun sama.
  • Bandingkan harga yang ditawarkan? Banyak embel-embel diskon, tetapi ternyata harga setelah diskon tidak jauh berbeda dengan harga pasaran.
  • Apakah tidak ada kebutuhan lain yang lebih mendesak?

"wah, keburu promonya habis!" inilah suara-suara merdu setan yang terus akan bernyanyi di pikiran kita sampai kita terlena. padahal beberapa promo hanya trik marketing untuk mengelabuhi pola pikir kita. sering selisih harganya cuma sedikit kok.

Dengan "Tunggu Tujuh Hari", kita akan berfikir ulang sebelum bertindak. Pun akan menjadi pribadi yang lebih sabar. Awalnya, waktu tujuh hari ini akan terasa sangat lama. Dengan banyaknya godaan setan tentunya.

pola TUTURI ini melatih kita menjadi smart-buyer. Pribadi yang mampu berbelanja dengan bijak. Secara tidak langsung turut memperbaiki manajemen keuangan kita pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun