Mohon tunggu...
Iman Suligi
Iman Suligi Mohon Tunggu... Administrasi - pensiunan guru

guru, pustakawan, berkebun, membaca, musik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menuju Cahaya

3 Desember 2012   22:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:14 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1354575477638784647

Melangkah menuju cahaya Menyelusuri jalanan Menapaki kerikil diirama degup jantung Dibakar terik pantang bergidik Bersama bayang-bayang gemerlap kemewahan Mimpi itu nyata dibelakang tindakan Maka setiap butir peluh adalah sebongkah harapan Apakah makna ihtiar selain keberkahan Bukan gaduh oleh keluh tapi zikir yang tak henti mengalir Ada perhentian yang pantang dilewatkan Ada hak Tuhan yang menjadi kewajiban Ataukah dengan sengaja Kau abaikan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun