Dari kecil kita menggambar Indonesia dengan pensil warna yang murah Dua gunung mengapit matahari cerah Di mukanya terbentang sawah  diatas mengambang  awan yang ramah Kemudian  gurupun  memberi angka murah Lalu hati kitapun merasa bungah Di papan tulis guru menulis syair lagu indah Lalu gema lagu mengambang di kelas sangat meriah Sampai hari ini gambar itu tak kunjung sudah Dua gunung, sawah, matahari cerah dan awan yang ramah Sebagian menjadi  redup, merah dan marah Lagu yang kita nyanyikan galau dan resah Meski papan tulis tak lagi hitam tetapi putih cerah Pensil warna yang kita pakaipun tergolong mewah Gambar Indonesiapun tak kunjung sudah Kalau bukan karena tangan kita yang salah Mungkinkah karena hati yang lemah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H